Berita / Kalimantan /
WWF Indonesia dan Faperta Untan Latih Ratusan Petani Sawit Silat Hilir
Peserta pelatihan budidaya kelapa sawit mendatangi salah satu kebun sawit di Desa Seberu. foto: Untan
Pontianak, elaeis.co - WWF Indonesia bekerja sama dengan Prodi D3 Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (D3 BTP Faperta Untan) menyelenggarakan pelatihan budidaya kelapa sawit yang baik di Desa Seberu, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kegiatan ini diikuti 120 petani sawit anggota Perkumpulan Petani Sawit Mandiri Mitra Bersama (PPSMMB) Kecamatan Silat Hilir.
Pelatihan berlangsung selama 2 hari. Perwakilan WWF-Indonesia Kalbar, Jimmy Syahirsyah, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani kelapa sawit dalam menerapkan teknik budidaya yang tepat dan ramah lingkungan serta meningkatkan produktivitas kebun sawit yang mereka miliki.
Baca Juga: Untan dan WWF Latih Petani Sawit Mandiri Susun Rencana Usaha
"Peserta diberikan materi mengenai berbagai aspek budidaya kelapa sawit, termasuk konservasi lahan, pemilihan bibit yang berkualitas, pemeliharaan tanaman belum menghasilan dan menghasilkan, teknik pemupukan yang efektif, dan metode pengendalian hama penyakit tanaman. Materi-materi tersebut diberikan langsung oleh dosen D3 BTP Faperta Untan," jelasnya dalam rilis Untan dikutip Rabu (12/6).
Koordinator D3 BTP, Dr Supriyanto menambahkan, selain sesi materi di kelas, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi lahan milik petani untuk bersama-sama belajar dan mengevaluasi berdasarkan materi yang disampaikan. Hal ini tidak lain untuk membantu peserta melihat perkebunan sawit yang dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi contoh dalam mengembangkan produktivitas kebun sawit yang dimiliki.
Baca Juga: Usai Anjlok Pekan lalu, Harga Sawit di Kalbar Merangkak Naik Periode Ini
"Dalam praktek lapangan tersebut, peserta didampingi oleh seluruh pemateri mengunjungi lokasi perkebunan terdekat. Mereka diajak melihat kebun tanaman menghasilkan, lokasi pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT), dan demonstrasi pemupukan Dolomite, NPK dan Pupuk Bokashi, aplikasi konservasi tanah dan air," paparnya.
Salah satu pemateri, Henny Sulistyowati MMA, memberikan pemaparan terkait bahaya penggunaan kecambah dari kentosan dan bagaimana mendeteksi bibit dura. "Ini perlu untuk memahami perbedaan antara bibit bersertifikasi dan yang belum tersertifikasi," sebutnya.
Baca Juga: Dibandingkan Tahun Lalu, Ekspor Minyak Sawit Kalsel Melonjak 26,47%
"Hebatnya, di lahan milik petani yang bernaung di bawah PPSMMB tidak ditemukannya bibit aspal atau dura. Ini membuktikan bahwa kesadaran petani akan bibit bersertifikat sudah sangat tinggi," sambungnya.
Ketua Prodi D3 BTP, Nur Arifin MSi yang juga menjadi pemateri, berharap pelatihan ini dapat memperkuat penerapan praktik perkebunan yang baik sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu khususnya di bidang perkebunan kelapa sawit.
“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, petani dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kelapa sawit, serta mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” ucapnya.
Baca Juga: Ekspor Minyak Sawit Kaltim Turun, Nilainya Mencapai USD 1,57 Juta
Salah satu peserta dari PPSMMB, Petrus, mengatakan bahwa dalam pengadaan benih, selama ini mereka selalu membeli dari produsen kecambah resmi yaitu PPKS.
“Kami mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru mengenai aplikasi pupuk dengan pola 4T serta cara pengelolaan perkebunan yang efektif dan ramah lingkungan dalam pelatihan ini,” tuturnya.







Komentar Via Facebook :