Bengkulu, elaeis.co - Masyarakat di Desa Kurotidur, Kecamatan Kota Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, tak tahu harus ke mana mengadukan kerusakan jalan di wilayah mereka. Bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, kerusakan jalan juga membahayakan keselamatan anak-anak yang harus bersekolah melalui jalan tersebut.

Sebagai bentuk protes, warga setempat menjadikan jalan rusak ini sebagai kolam pemancingan lele untuk menyindir pemerintah. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda jalan akan diperbaiki.

Kepala Dusun (Kadun) III Desa Kurotidur, Fatimawati, mengaku prihatin melihat para petani sawit kesulitan mengeluarkan hasil panen karena kerusakan jalan. "Kami berharap jalan tersebut bisa segera diperbaiki. Kerusakan jalan membuat biaya angkut sawit makin mahal," katanya, Kamis (12/10).

Mirisnya lagi, anak sekolah pun ikut merasakan dampak kerusakan jalan. "Sering terjatuh saat mau pergi ke sekolah, sehingga tak jadi masuk sekolah," katanya.

Kesulitan yang dirasakan masyarakat makin menjadi-jadi ketika turun hujan. "Mobilitas warga terganggu, kadang kendaraan bermotor tak bisa lewat karena jalan berlumpur dan licin, di beberapa titik juga cukup dalam," sebutnya.

Masyarakat sangat berharap permasalahan ini akan teratasi setelah Bengkulu Utara menerima Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit sebesar Rp 12,7 miliar. "Kami berharap DBH Sawit bisa digunakan untuk pembangunan jalan Desa Kurotidur karena ini juga akses untuk transportasi sawit," tuturnya.

Sayangnya, harapan masyarakat sepertinya belum akan terwujud dalam waktu dekat. Bupati Bengkulu Utara, Mi'an mengatakan, untuk tahun ini belum bisa dilakukan pembangunan karena anggaran APBD sudah ada alokasi masing-masing.

"Akan kita anggarkan dana untuk perbaikan jalan di Desa Kurotidur, semoga pada tahun 2024 mendatang bisa mulus jalannya," pungkasnya.