Berita / Sumatera /
Produksi Sawit Terancam Menyusut di Tahun-tahun Mendatang
Petani sawit di Bengkulu mengumpulkan hasil panen. Foto: Diskominfo Mukomuko
Bengkulu, elaeis.co - Meskipun lahan perkebunan kelapa sawit di Bengkulu luas, namun masih banyak pohon kelapa sawit kekurangan nutrisi. Hal tersebut tentu saja membuat petani kelapa sawit merugi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengatakan, pohon kelapa sawit yang kekurangan nutrisi masih bisa tumbuh besar, namun sama sekali tidak menghasilkan TBS.
"Kalau itu yang terjadi, apa gunanya pohon tumbuh tinggi?" kata Ricky, kemarin.
Menurut Ricky, penyebab tanaman kelapa sawit kekurangan nutrisi adalah tidak pernah diberi pupuk. Hal itu bisa terjadi mengingat saat ini harga pupuk non subsidi sudah mencapai Rp 1,2 juta per karung ukuran 50 kilogram.
"Karena pupuk mahal, petani banyak yang tidak memupuk, sehingga tanaman kelapa sawit banyak kekurangan nutrisi," ujarnya.
Ia mengatakan, jika hal ini terus terjadi di Bengkulu, maka lama-lama produktivitas tanaman kelapa sawit di daerah ini akan menurun tajam. Akibatnya produksi TBS kelapa sawit akan terus menurun setiap tahunnya.
"Ini harus menjadi perhatian kita bersama, jangan sampai ini terus berlanjut, karena bagaimanapun kelapa sawit adalah sektor yang sangat strategis," tuturnya.
Ia berharap, pemerintah pusat bisa memberikan bantuan pupuk kimia kepada petani kelapa sawit. Karena jika tidak diberi bantuan, maka sektor kelapa sawit di Bengkulu akan terancam.
"Pemerintah pusat harus memikirkan sektor kelapa sawit di daerah, harusnya menghapus pupuk subsidi untuk kelapa sawit disertai dengan pilihan pupuk dengan harga yang juga murah. Tapi ini tidak. Akibatnya produktivitas kelapa sawit menjadi terancam," tutupnya.







Komentar Via Facebook :