Berita / Nasional /
Teten: Minyak Makan Merah Hanya Boleh Diproduksi Koperasi Petani Sawit
Menkop UKM, Teten Masduki, melakukan peletakan batu pertama pabrik minyak makan merah di Kabupaten Tanah Laut. foto: Diskominfosantik Tala
Jakarta, elaeis.co - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengaku telah diutus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dapat lebih menyejahterakan petani sawit di Indonesia.
Saat ini, dari sekitar 16 juta hektare perkebunan kelapa sawit di Indonesia, 41,42 diantaranya merupakan milik petani.
"Presiden Jokowi ingin petani sawit yang menguasai 41,42 persen kebun sawit di Indonesia tidak menjual TBS (Tandan Buah Segar) ke industri. Presiden ingin kesejahteraan petani sawit meningkat, yakni dengan pembangunan pabrik minyak makan merah," katanya melalui keterangan resmi KemenKopUKM.
"Sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap petani sawit, pabrik minyak merah hanya boleh dikelola koperasi petani sawit, dilarang diproduksi oleh korporasi besar. Usaha kecil jangan bersaing dengan yang besar, pasti kalah," tambahnya.
Selain menjadi fondasi dan tonggak kebangkitan petani sawit di tanah air, hilirisasi minyak makan merah juga bisa menjadi solusi bagi persoalan kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.
"Hilirasasi kelapa sawit sudah dilakukan beberapa koperasi petani sawit, terakhir oleh Koperasi Sawit Makmur di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Mudah-mudahan ini bisa menjadi role model bagi koperasi petani sawit lainnya," tukasnya.
"Pembangunan pabrik minyak makan merah ini tidak boleh gagal, karena pemerintah akan menghentikan program ini jika gagal. Ini akan menjadi pondasi dan tonggak kebangkitan petani di tanah air," tambahnya.
Dia melanjutkan, harga minyak makan merah sangat bersaing, berkisar Rp 9 ribu. "Pabrik minyak makan merah dibangun per 1.000 hektare kebun dengan hasil produksi diperkirakan 10 ton per hari dan bisa diserap 2 kecamatan. Inilah konsep pabrik yang terintegrasi. Jadi kebunnya, pabriknya, dan pasarnya satu kawasan. Makanya biaya produksinya bisa ditekan lebih murah," paparnya.
Selain menyediakan kebutuhan pokok dengan murah bagi masyarakat, katanya, hadirnya minyak makan merah juga dapat mencegah stunting karena memiliki kandungan vitamin A dan E yang tinggi.
"Malaysia sudah lebih dulu memproduksi minyak makan merah dan mengekspornya ke Tiongkok. Di Tiongkok, minyak makan merah dipakai untuk mencegah stunting," sebutnya.
"Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, Indonesia masih mengimpor bahan baku vitamin A dan vitamin E. Padahal di Indonesia sudah tersedia bahan bakunya dari sawit," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :