https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Tarif Dipangkas, Ekspor Sawit RI ke India Ditargetkan Tembus 5 Juta Ton

Tarif Dipangkas, Ekspor Sawit RI ke India Ditargetkan Tembus 5 Juta Ton

Gapki dan Indian Vegetable Oil Producers' Association menandatangani MoU untuk meningkatkan sinergi sektor sawit. foto: Gapki


Jakarta, elaeis.co – Setelah sempat melandai di tahun 2024, ekspor minyak sawit mentah (CPO) ke India diperkirakan akan kembali menanjak pada 2025. Ditargetkan ekspor CPO ke India menembus 5 juta ton, naik dari 4,8 juta ton di tahun sebelumnya.

Salah satu pendorong utama kenaikan ini adalah kebijakan Pemerintah India yang memangkas tarif impor CPO dari 20% menjadi 10%.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi India untuk meningkatkan ketersediaan minyak nabati di pasar domestik dan menjaga stabilitas harga pangan.

Bagi Indonesia, yang menyandang status sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, kebijakan ini jelas menjadi peluang besar. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, menyambut positif perkembangan ini.

“Setelah penurunan tarif impor, saya memperkirakan ekspor sawit Indonesia akan meningkat pada 2025, dan akan melampaui 5 juta ton,” ujar Eddy dalam keterangannya kepada Trust of India (PTI), Senin (28/7). 

Seperti diketahui, ekspor sawit Indonesia ke India sempat tergelincir dari 6 juta ton pada 2023 menjadi 4,8 juta ton di 2024. Penyebab utamanya adalah tingginya harga CPO yang membuatnya kalah bersaing dibandingkan minyak kedelai dan minyak bunga matahari.

Namun tren berubah sejak April 2025, di mana harga CPO mulai lebih rendah dibanding minyak kedelai, meningkatkan daya saing sawit Indonesia di pasar global.

“Saya kira tidak ada masalah dengan harga tahun ini. Saya yakin ekspor ke India akan meningkat pada 2025,” tambah Eddy dengan nada optimistis.

Kerja sama Indonesia dan India di sektor sawit kini bukan cuma urusan jual-beli. Indonesia juga ikut berkontribusi pada pengembangan industri kelapa sawit domestik India melalui program National Mission on Edible Oils-Oil Palm (NMEO-OP).

Tahun ini saja, Indonesia mengirimkan 100.000 benih sawit ke India, melanjutkan pengiriman 500.000 benih pada 2023 dan 2024.

India tengah membidik ekspansi besar-besaran, dari lahan sawit yang saat ini sekitar 350.000 hektare, mereka ingin menanam hingga 1 juta hektare pada 2025–2026. Dibutuhkan sekitar 200 benih untuk tiap hektare, dan Indonesia siap menyuplai kebutuhan ini melalui skema business-to-business.

Tak hanya itu, Indonesia juga menawarkan pendampingan teknis, berbagi pengalaman soal praktik budidaya yang berkelanjutan.

Untuk memperkokoh hubungan dagang dan menyikapi isu-isu negatif yang kerap berembus di India, GAPKI dan Indian Vegetable Oil Producers' Association (IVPA) baru-baru ini menandatangani Nota Kesepahaman (MoU). MoU ini bertujuan meningkatkan sinergi sektor sawit, menstabilkan ekspor, serta mengedukasi pasar India tentang manfaat dan keberlanjutan minyak sawit Indonesia.

“India adalah pasar yang sangat penting bagi Indonesia. Kami berharap ekspor ke India dapat stabil setelah penandatanganan MoU,” ujar Eddy.

Ia juga menambahkan, masih banyak konsumen India yang salah kaprah soal sawit. “Padahal, minyak sawit itu sehat,” tegasnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :