https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Tanah Kosong di Kutai Masih Banyak, Silahkan Tanam Sawit

Tanah Kosong di Kutai Masih Banyak, Silahkan Tanam Sawit

Daru Widiyatmoko Ketua DPD Apkasindo Kutai Kartanegara Kaltim. Ist


Jakarta, Elaeis.co -�Kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi sorotan banyak orang. Bagaimana tidak saat ini komoditas itu menjadi salah satu unggulan baik di dalam negeri bahkan hingga di kancah internasional.�

Harga tanaman bernama latin elaeis dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati paling produktif itu saat ini juga terus meningkat.

Namun pengembangan kelapa sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara justru masih bisa dibilang kurang bergairah. Mayoritas masyarakat di salah satu kabupaten yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim) itu masih mengandalkan budidaya ikan sebagai mata pencahariannya.

Daru Widiyatmoko Ketua DPD Apkasindo Kutai Kartanegara Kaltim mengatakan,�ada juga sebagian masyarakat yang bertani padi. Namun juga tidak terlalu banyak.

"Banyak masyarakat membudidayakan ikan dengan membuat keramba di sepanjang bantaran sungai. Baik itu ikan nila, patin, gurami, ikan emas, patin, lele, baung, ada juga ikan betutu," ujarnya�saat berbincang bersama elaeis.co Minggu (2/1/2022).

Pria kelahiran Jogja ini menjelaskan, masih luas lahan yang belum ditanami kelapa sawit. Petani sawit di sana masih berkelompok-kelompok. Namun ada juga satu kecamatan yang sudah penuh ditanami kelapa sawit.

"Masyarakat belum terlalu bergairah," bebernya.

Diterangkannya khusus di Kukar terdapat 15 Pabrik Kelapa sawit (PKS) yang sudah beroperasi. Kemudian baru dua bulan lalu ada penambahan satu PKS lagi berdiri di Kecamatan Kota Bangun. PKS ini dikatakan Daru berpotensi menumbuhkan minat masyarakat untuk bertanam kelapa sawit.

"Kalau dulukan persepsinya penjualan susah, jauh. Nah sekarang di kecamatan itu berdiri PKS jadi lebih dekat dan mudah. Biasanya harga juga cenderung tinggi," paparnya.

Untuk diketahui, harga penetapan TBS kelapa sawit di Kaltim berkisar Rp3.070/kh. Namun harga hasil kebun petani swadaya dibandrol sebesar Rp3.000-Rp3.100/kg.

"Harga swadaya bisa lebih tinggi dari harga ketetapan. Sebab di tentukan oleh PKS. Jika permintaan PKS besar sedangkan produksi buah rendah maka harga akan cenderung tinggi. Begitu juga sebaliknya. Saat ini kondisi di Kukar memang produksi menurun lantaran trek," paparnya.

Kondisi ini kata Daru bisa berlangsung 6-9 bulan. Ini dipengaruhi cuaca. Namun perkiraannya Februari-Maret 2022 TBS akan meningkat. Malah diperkirakan akan banjir buah.

"Karena sejak Desember lalu sudah mulai hujan, jadi Januari ini diperkirakan produksi naik dan puncaknya pada Maret nanti," tandasnya.


BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :