https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

Soal Pencairan Dana PSR, BPDPKS Harus Selektif

Soal Pencairan Dana PSR, BPDPKS Harus Selektif

Ilustrasi-peremajan sawit di Provinsi Bengkulu.


Kalbar, elaeis.co - Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang menjadi sentra kelapa sawit di Indonesia. Bahkan capaian program peremajaan sawit rakyat (PSR) di wilayah ini cukup tinggi.

Misalnya saja di Kabupaten Sanggau. Sepanjang 2019-2021 tercatat sudah 4.503,9377 hektare kebun kelapa sawit diremajakan. Dari total luasan itu anggaran PSR yang telah digelontorkan BPDPKS mencapai Rp128.489.698.000.

"Meski potensi PSR tinggi, kita berharap sebagai juru bayar, BPDPKS juga perlu selektif. Terutama dalam mencairkan dukungan dana PSR tersebut," kata Ketua DPW APKASINDO Kalimantan Barat, Rustandi Indra kepada elaeis.co, Minggu (11/9)

Pihaknya juga berharap Ditjenbun menerapkan persyaratan PSR tidak terlalu rumit. Sehingga capaian PSR akan semakin tinggi.

"Kita juga minta syarat-syarat program PSR disesuaikan dengan kondisi. Jangan ribet-ribet kali," ujarnya.

Saat ini program PSR di wilayah Kalbar kata dia sudah banyak dikawal langsung oleh APKASINDO tingkat DPD. Sebab akan langsung berkoordinasi dengan dinas perkebunan kabupaten.

Sementara, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau, Syafriansah menjelaskan ada 4 kecamatan yang menjadi target PSR di daerahnya,  yakni Kecamatan Kapuas, Parindu, Kembayan dan Meliau.

"Khusus untuk 2021 ini, luas rekomtek 1.245,3586 hektare. Dimana dana PSR mencapai Rp37.360.758.000," kata Syafriansah kepada elaeis.co.

Sementara untuk tahun 2022 belum ada rekomtek. Sebab syarat kebun yang diajukan petani belum lengkap. Seperti surat keterangan kawasan hutan dan lahan lindung gambut dari unit kerja kementerian KLHK. Selain itu juga belum dilengkapi dengan surat keterangan bebas kawasan HGU dari BPN.

"Sebetulnya kita mempunyai data kebun-kebun plasma masyarakat yang sudah tua. Kita juga telah lakukan sosialisasi kegiatan PSR kepada kelompok pekebun tersebut. Kemudian berapa data yang sudah siap dan lengkap segera kita usulkan tidak menunggu sampai semua anggota berminat," paparnya.

Kendati begitu masih terdapat kendala yang menjadi penghambat PSR di Sanggau itu. Salah satunya yakni masih rendahnya minat petani untuk mengikuti program tersebut. Meskipun tanaman kelapa sawitnya sudah tua. Alasan para petani lantaran takut kehilangan pendapatan jika diremajakan.
 
"Padahal kita terus lakukan pendampingan berupa penyuluhan dan pembinaan untuk petani menerapkan tumpang sari. Seperti menanam jagung, padi ladang dan ada juga dengan pisang sebelum tanaman sawit berumur 3-4 tahun," tandasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :