Berita / Sumatera /
Sawit, Bikin NTP Bengkulu Naik 2,08 Persen
 
                Ilustrasi-TBS kelapa sawit.
Bengkulu, elaeis.co - Bandan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan nilai tukar petani (NTP) Provinsi Bengkulu pada Maret 2023 naik 2,08 persen dibandingkan Februari 2023.
Kepala BPS Bengkulu, Win Rizal mengatakan, NTP Bengkulu pada Februari 2023 tercatat 141,38 poin. Sementara Maret 144,32 poin.
"Kenaikan NTP ini salah satunya karena membaiknya indeks harga komoditas perkebunan kelapa sawit di Bengkulu," kata Win Rizal kepada elaeis.co, kemarin.
Rizal menyebut, peningkatan pada indeks harga hasil produksi pertanian, lebih besar daripada peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.
Peningkatan NTP Bengkulu ini terjadi pada empat subsektor, yakni tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,54 persen, tanaman pangan 1,16 persen, peternakan 0,42 persen, dan perikanan 0,79 persen.
"Sementara satu subsektor yang mengalami penurunan yaitu subsektor Hortikultura 5,49 persen," kata dia.
Periode ini secara keseluruhan indeks harga yang diterima petani (It) pada Maret juga naik sebesar 2,28 persen atau 170,11 poin dibanding It Februari 2023 166,32 poin.
Kenaikan It disebabkan karena naiknya empat subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan 1,31 persen, tanaman perkebunan rakyat 2,76 persen, peternakan 0,65 persen, dan perikanan 1,01 persen.
"Sedangkan satu subsektor yang mengalami penurunan yaitu subsektor Hortikultura sebesar 5,35 persen," ungkap Win Rizal.
Sementara itu indeks harga yang dibayar petani (Ib) terdapat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Ib naik sebesar 0,20 persen bila dibanding Ib Februari 2023, yaitu dari 117,64 menjadi 117,87. Hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai Ib pada seluruh subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan 0,14 persen, hortikultura 0,14 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,21 persen, peternakan 0,24 persen, dan perikanan 0,22 persen.
"NTP salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi," kata Win Rizal.







Komentar Via Facebook :