https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Subsektor Perkebunan Paling Sejahtera di Bengkulu

Petani Subsektor Perkebunan Paling Sejahtera di Bengkulu

Petani sawit di Bengkulu makin sejahtera yang ditandai dengan naiknya NTP subsektor perkebunan rakyat. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Bengkulu mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Bengkulu pada Juli 2023 mencapai 143,73 atau naik 1,11 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. 

Kepala BPS Bengkulu, Win Rizal mengatakan, NTP adalah salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani yang diukur dengan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Sederhananya, It adalah pendapatan sedangkan Ib adalah pengeluaran.

"Pada Juli 2023 It naik sebesar 1,51 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,40 persen. Sehingga kenaikan NTP sebesar 1,11 persen," jelasnya dalam keterangan yang dikutip Senin (28/8).

Kenaikan NTP Juli 2023 diantaranya didorong naiknya harga sejumlah komoditas pertanian dan penurunan biaya produksi.

Tiga subsektor tercatat mengalami kenaikan NTP. Tertinggi adalah subsektor Hortikultura yang mencapai 5,96 persen, disusul subsektor Perikanan sebesar 1,50 persen, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,35 persen.

Dua subsektor mengalami penurunan, yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,91 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,70 persen.

Berdasarkan data BPS Bengkulu, nilai NTP subsektor Tanaman Pangan dan subsektor Peternakan pada bulan Juli 2023 masing-masing hanya 101,22 persen dan 99,28 persen. Sedangkan NTP subsektor Perikanan tercatat sebesar 109,05 persen, subsektor Hortikultura sebesar 114,15 persen, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mencapai 156,25 persen.

Menurut Win, jika NTP lebih dari 100 persen, berarti petani mengalami surplus. Artinya, pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya. Jika NTP sama dengan 100, berarti petani mengalami impas atau pendapatan petani sama dengan pengeluaran. Sedangkan jika NTP kurang dari 100 persen, berarti petani mengalami defisit.

"Berdasarkan data tersebut, kelihatan bahwa petani sawit yang jadi komoditas perkebunan utama di Bengkulu lebih sejahtera dibanding petani subsektor lain. Ini dilihat dari tingginya NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang mencapai 156,25," jelasnya.
 

Komentar Via Facebook :