Bangko, elaeis.co - Harapan besar petani sawit di Provinsi Jambi akan kenaikan harga tandan buah segar (TBS) sawit belum juga kesampaian. 

Dua hari setelah harga resmi TBS Jambi ditetapkan naik dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jambi, Al Haris, ternyata situasi di lapangan sedikit pun tak berubah.

Petani sawit yang juga Ketua DPD Apkasindo Merangin, Joko Wahyono, mengaku kecewa berat. Sangking kesalnya, dia menilai rapat penetapan harga TBS yang diikutinya 2 hari lalu di Rumah Dinas Gubernur Jambi tak lebih dari seremonial belaka.

"Belum ada perkembangan. Kalau hasil rapat pokja, harga TBS umur 10-20 tahun kan sudah Rp 2.016/kg, tapi kenyataan di petani masih Rp 1000/kg sampai Rp 1.150/kg. Rapat TBS di rumah dinas gubernur tidak jelas ending-nya," kata Joko, Sabtu (6/8). 

Di level PKS, kata Joko, harga TBS juga masih berkisar Rp 1.450/kg. "Entah kalau besok atau Senin, siapa tahu bisa sampai Rp 2.000/kg ‘kan," ujarnya. 

Dia mengungkapkan bahwa di rapat pembahasan harga TBS tersebut Apkasindo Jambi sudah menyuarakan agar PKS yang tidak mau menaikkan harga sesuai ketentuan disbun dijatuhi sanksi tegas oleh pemerintah.

“Aspirasi tersebut telah diterima dengan baik oleh Gubernur Al Haris. Ia setuju agar PKS nakal yang tidak menghargai TBS sawit sesuai ketentuan disbun akan diberi sanksi tertulis hingga sanksi terberat pencabutan izin,” bebernya. 

Dia menambahkan, saat ini di wilayah Merangin penerimaan TBS petani di PKS sudah lancar. Itu sebabnya dia menilai seharusnya harga TBS sudah mengalami kenaikan, setidaknya mencapai harga terendah yang ditetapkan oleh Disbun Jambi. 

"Kalau PKS tidak mau mengikuti aturan harga dari pokja, maka pemerintah harus berani memberikan sanksi tegas. Kalau sejauh ini saya lihat, ya setengah hati ini gubernur dalam mendorong kenaikan harga TBS," katanya.