Berita / Sumatera /
Petani Sawit di Bengkulu Tengah Menyesal Setelah Kebunnya Terbakar
Kebun sawit terbakar akibat pembakaran sampah di musim kemarau. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Beginilah jadinya kalau acuh terhadap larangan yang sudah sering diumumkan pemerintah. Kebun sawit milik petani sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, hangus gara-gara membakar sampah.
Petani sawit di Bengkulu Tengah, Okta, mengaku menyesal tak menghiraukan larangan pemerintah membakar sesuatu di kebun selama musim kemarau ini.
"Sekarang saya sadar bahwa itu adalah pelanggaran serius terhadap larangan pemerintah. Saya hanya berpikir bahwa membakar akan membantu mempercepat membersihkan lahan dari gulma, namun saya tidak menyadari potensi kerusakan yang bisa terjadi," katanya, Rabu (28/6).
Ia mengaku, akibat kebakaran ini, seluas kurang lebih seperempat hektar kebun miliknya terbakar. Dirinya berharap tanaman sawit yang terbakar itu bisa pulih. Sebab jika tidak, maka akan merugikan dirinya. "Saya berharap tanaman sawit yang sudah terbakar bisa berbuah kembali," ucapnya.
Ia berpesan agar petani sawit di Bengkulu lainnya tidak membakar di kebun sawit. Jangan sampai apa yang terjadi pada dirinya kembali menimpa petani sawit lainnya di Bengkulu. "Saya berharap ini tidak menimpa petani sawit lain, saya minta agar tidak membakar sampah di kebun sawit selama kemarau ini," tutupnya.
Seiring dengan musim kemarau yang berkepanjangan, risiko kebakaran semakin tinggi. Petani sawit di Bengkulu seharusnya lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pembakaran lahan bukan hanya merugikan mereka sendiri, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat sekitar.
"Kami merasa terganggu dan cemas dengan adanya kebakaran kebun. Untung tidak meluas dan menjalar ke pemukiman warga," ujar Rohimah, warga Desa Semanek, Kecamatan Karang Tinggi, Bengkulu Tengah.







Komentar Via Facebook :