Berita / Sumatera /
Petani di Pelosok Tak Paham Dana Replanting BPDPKS
 
                Kebun milik petani swadaya di Inhu, Riau, diremajakan menggunakan dana dari BPDPKS. Foto: Hamdan/elaeis.co
Rengat, elaeis.co - Meski dana yang dikelola Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sangat besar, tetapi masih banyak petani sawit yang belum paham bagaimana cara mendapatkannya.
Di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, banyak petani di sentra sawit bahkan belum tahu program apa saja yang disediakan BPDPKS untuk meningkatkan produktivitas kebun maupun pengembangan SDM petani dan keluarganya.
Warga Desa Lahai Kemuning, Kecamatan Batang Cenaku, yang mayoritas merupakan petani kelapa sawit, misalnya, sampai sekarang belum mengerti Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
"Jangankan petani biasa, setingkat perangkat desa pun kurang mengetahui adanya dana peremajaan kebun sawit yang bersumber dari BPDPKS," kata Ahmad Rois, Kepala Desa Lahai Kemuning, kepada elaeis.co, kemarin.
"Kalau tahu, kami pasti bisa dapat. Desa kami adalah wilayah transmigrasi, warga sudah punya sertifikat hak milik (SHM)," tambahnya.
Dia menjelaskan, di desa itu ada sekitar 400 hektare kebun sawit. Selama ini, apabila tanaman sudah tua dan tidak produktif lagi, maka penanaman bibit baru dilakukan pakai biaya sendiri secara bertahap karena anggaran terbatas.
"Kalau tahu ada dana replanting bersumber dari pungutan fee ekspor CPO, kenapa nggak dimanfaatkan," ungkapnya.
"Kami perlu bimbingan dan sosialisasi tentang adanya program BPDPKS supaya bisa mendapatkannya. Saya yakin minat pekebun menjemput dana itu pasti membludak," ujarnya.
Seingat Ahmad Rois, pemerintah daerah maupun pusat belum pernah turun ke desa itu untuk menyosialisasikan program-program BPDPKS.
"Saya sendiri baru mengetahuinya sekarang, karena diwawancarai. Kalau tak dikasih tahu, entah kapan informasi ini sampai ke kami," tambahnya.







Komentar Via Facebook :