https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani di Kabupaten Mukomuko Sebut Budidaya Kopi Lebih Untung Dibandingkan Kelapa Sawit

Petani di Kabupaten Mukomuko Sebut Budidaya Kopi Lebih Untung Dibandingkan Kelapa Sawit

Kepala Desa Mundam Marap, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Eko Saputra sukses budidaya tanaman kopi. Foto: IST


Bengkulu, Elaeis.co - Beberapa petani di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa membudidayakan tanaman kopi lebih untung dibandingkan tanaman kelapa sawit. Sebab selain memperoleh penghasilan yang lebih menjanjikan dibandingkan tanaman sawit juga bisa membudidayakan tanaman lain dilahan perkebunan kopi.

Menurut Kepala Desa Mundam Marap, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Eko Saputra, beberapa petani di Kabupaten Mukomuko mulai beralih ke tanaman kopi. Bahkan dirinya pun saat ini sudah memiliki kebun kopi di Desa Retak Mudik, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko.
"Beberapa petani sawit sudah beralih ke tanaman kopi, saya pun juga, karena lebih menjanjikan," kata Eko, Minggu 7 April 2024.

Baca Juga: Petani Sawit di Bengkulu Semakin Mudah Mengangkut Kelapa Sawit Keluar Kebun, Ini Alasannya!

Eko mengungkapkan, berdasarkan hasil uji coba menanam kopi yang dilakukan oleh dirinya pada tahun 2019 di lahan seluas 1 hektar cukup mengejutkan. Sebab hasil yang diperoleh dalam sekali panen mampu menyaingi penghasilan kebun kelapa sawit. 
"Tanaman kopi 1 Ha dengan perawatan tidak full bisa menghasilkan 2 ton. Dengan harga kopi Rp 20 ribu per kilogram, saya bisa kantongi Rp 40 juta sekali panen," ujar Eko.

Baca Juga: Petani Sawit di Bengkulu Dianjurkan Menugaskan Orang Kepercayaan untuk Jaga Kebun Saat Mudik Lebaran

Selain itu, menurut Eko, keuntungan menanam kopi juga terlihat dalam efisiensi pemanfaatan lahan. Selain panen kopi, lahan tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk tanaman lain seperti jengkol, durian, nangka, dan rambutan. 
"Di kebun kopi milik saya ini ada tanaman jengkol, ada tanaman durian, dan ada juga rambutan," ungkap Eko.

Baca Juga: Rendahnya Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Diduga Karena Praktik Monopoli, Ini Penjelasannya!

Meskipun demikian, Eko tidak mengajak warga atau petani sawit untuk beralih ke kopi. Namun, ia ingin menunjukkan bahwa tanaman kopi mampu hidup dan berkembang di wilayah Mukomuko dengan baik. 
"Saya sudah membuktikan sendiri bahwa tanaman kopi mau hidup di wilayah kita Mukomuko ini," tambahnya.

Meski ada asumsi bahwa tanaman kopi memerlukan perawatan yang rumit setelah panen, Eko menegaskan bahwa hal ini tergantung pada petani. 
"Setelah dipanen langsung dijual tanpa dijemur juga bisa," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :