Berita / Sumatera /
Rendahnya Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Diduga Karena Praktik Monopoli, Ini Penjelasannya!
Pekerja sedang melakukan proses muat TBS kelapa sawit ke atas mobil truk. Foto: Doc Elaeis.
Bengkulu, Elaeis.co - Rendahnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu diduga disebabkan oleh praktik monopoli oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) besar. Bahkan praktik tersebut telah menyebabkan harga TBS di Bengkulu tertinggal jauh di bandingkan daerah lain di Sumatera seperti Sumbar, Sumut, bahkan Jambi.
Menurut Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE MM, praktik monopoli kemungkinan terjadi di Bengkulu. Karena meskipun harga TBS kelapa sawit di sejumlah daerah mengalami kenaikan, harga TBS kelapa sawit di daerah ini cenderung menurun.
"Kita bukan suuzon ke PKS besar, tapi kenapa setiap kali harga TBS kelapa sawit daerah lain naik, di daerah kita malah turun," kata Ahmad, Sabtu 6 April 2024.
Baca Juga: Banjir Terjang Rumah Petani Sawit di Bengkulu
Menurut Ahmad, jika memang praktik monopoli telah membuat harga TBS kelapa sawit di Bengkulu menurun, maka hal itu tentu saja menjadi salah satu bentuk kejahatan kepada petani sawit.
"Kalau praktik ini benar maka itu bentuk kejahatan, saya pikir pihak kepolisian harus mengusut setiap pelaku kejahatan termasuk korporasi di industri kelapa sawit di Bengkulu," tuturnya.
Namun, Ahmad mengaku, jika pihak kepolisian juga tidak bisa diandalkan dan tidak memihak kepentingan rakyat maka solusinya rakyatlah yang melakukan perlawanan. Salah satu bentuk perlawanan yang bisa dilakukan yakni dengan mendirikan PKS mini.
"Hadinya PKS mini akan mengganggu praktik monopoli harga yang dilakukan oleh kapitalis besar," ujarnya.
Baca Juga: La Nina Ancam Produktivitas Sawit di Bengkulu
Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan, bahwa keberadaan PKS mini akan memberikan alternatif bagi petani untuk menjual TBS kelapa sawit mereka dengan harga yang lebih adil.
"Ini juga akan meningkatkan daya tawar petani dalam menetapkan harga," tambahnya.
Namun, langkah untuk mendirikan PKS mini tidaklah mudah. Diperlukan dukungan dan insentif yang cukup dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar petani dapat mengembangkan PKS mini dengan lancar dan berkelanjutan.
"Tentu saja butuh dukungan agar hal ini bisa terwujud," pungkasnya.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon mengaku, sangat setuju jika petani bisa memiliki rencana untuk mendirikan PKS mini. Sebab sudah banyak petani yang sukses dengan usaha ini dan rata-rata bisa terbebas dari praktik monopoli yang dilakukan PKS besar.
"Kami berharap dengan adanya PKS mini, petani dapat lebih mandiri dalam menentukan harga jual TBS kelapa sawit mereka," ungkap Rizon.
Sementara itu, para petani melihat pendirian PKS mini sebagai langkah positif dalam mengurangi ketergantungan mereka pada PKS besar.
"Kami berharap dengan adanya PKS mini, kami dapat menjual TBS kelapa sawit kami dengan harga yang lebih menguntungkan," ujar Budi Santoso, seorang petani kelapa sawit di Bengkulu Utara.
Dengan langkah-langkah konkret seperti pendirian PKS mini, diharapkan praktik monopoli harga TBS kelapa sawit di Bengkulu dapat dihentikan, dan petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih layak dari hasil usaha mereka.







Komentar Via Facebook :