Berita / Nusantara /
Permintaan CPO dari Tiongkok Diprediksi Meningkat
 
                CPO dimuat ke kapal yang akan membawa ke negara tujuan ekspor. foto: Barantan
Bengkulu, elaeis.co - Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Darjana, memperkirakan permintaan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dari Tiongkok akan meningkat hingga pertengahan tahun 2023. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Bengkulu.
Dalam keterangan resminya, Darjana menyatakan bahwa Tiongkok merupakan salah satu negara konsumen utama CPO Indonesia, termasuk Bengkulu. 
"Pada awal tahun 2023 ini, kami memperkirakan permintaan CPO dari Tiongkok akan menguat. Hal ini dapat menjadi peluang yang baik bagi sektor perkebunan di Bengkulu," katanya, Selasa (11/4).
Dalam beberapa tahun terakhir, harga CPO Indonesia sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan. "Namun, prediksi menguatnya permintaan CPO dari Tiongkok di awal tahun 2023 ini menjadi angin segar bagi para petani kelapa sawit di Bengkulu," tuturnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengatakan bahwa pihaknya akan memperkuat program pengembangan perkebunan kelapa sawit di Bengkulu.
"Prediksi menguatnya permintaan CPO dari Tiongkok harus diimbangi dengan meningkatkan produksi dan kualitas CPO Bengkulu," ujarnya.
Namun, Ricky juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. "Kami juga harus memastikan bahwa produksi CPO yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, sambil tetap memperhatikan pasar ekspor yang potensial," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bengkulu, John Irwansyah Siregar, berharap prediksi itu dapat memperbaiki kondisi pasar CPO di Bengkulu dan Indonesia pada umumnya.
"Dengan menguatnya permintaan CPO dari Tiongkok, kami berharap harga CPO Indonesia dapat kembali stabil dan naik. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif bagi para petani kelapa sawit di Bengkulu dan seluruh Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menambahkan pentingnya meningkatkan kualitas produk CPO Indonesia untuk dapat bersaing dengan produk dari negara lain. "Hal ini juga dapat meningkatkan daya saing industri perkebunan kelapa sawit Indonesia secara keseluruhan," pungkasnya.
 







Komentar Via Facebook :