https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Perkebunan Sawit Salah Satu Sektor Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Perkebunan Sawit Salah Satu Sektor Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Ketua Dewan Pengawas Aspek-Pir, Rusman Heriawan.(Dok).


Pekanbaru, elaeis.co - Selain menjadi komoditi andalan Indonesia, Kelapa Sawit menjadi sektor industri yang terbukti ikut mengentaskan kemiskinan di Nusantara. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-Pir), Rusman Heriawan.

Pernyataan ini disampaikan mantan Wakil Menteri Pertanian periode 2011-2014 itu dalam gelaran Bisnis Forum Kemitraan Sawit 2025 yang ditaja Aspek-Pir di Pekanbaru, Rabu (27/8).

Rusman menjelaskan perkebunan kelapa sawit memiliki karakteristik yang sangat kuat untuk kesejahteraan petani lewat kemitraan yang terus terjalin sejak 1980. Salah satunya yakni kemitraan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kini lebih dikenal dengan PTPN IV.

"Coba kita lihat kasat mata petani sawit sekarang, jarang yang miskin. Semuanya terangkat. Ini fakta bahwa pengurangan kemiskinan sangat cepat dari sektor kelapa sawit. dan itu tentu menyumbang penurunan kemiskinan nasional," terangnya pada gelaran yang ditaja di The Zuri Hotel Pekanbaru itu.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada PTPN IV yang terus komitmen menjalin kemitraan dengan Aspek-Pir. Dimana kedua belah pihak terus bahu membahu menjaga kemitraan yang berdampak pada kesejahteraan petani kelapa sawit itu sendiri.

"Aspek-Pir terus menjaga kemitraan dengan perusahaan. Asosiasi ini tidak berpolitik dan tidak senggol sana-sini. Kami adalah petani murni yang membangun dirinya untuk perbaiki nasibnya," tegasnya.

Ceritanya, saat ini Aspek-Pir menaungi 800 ribu hektar kebun kelapa sawit milik anggotanya. Jumlah yang masih cenderung kecil jika dibandingkan dengan tutupan kelapa sawit seluas 16 juta hektar se-Nusantara.

Ia juga tak menampik bahwa perkebunan kelapa sawit dihadapkan dengan sejumlah tantangan untuk keberlanjutannya. Kendati begitu pemerintah tetap optimis mencapai target produksi 100 juta ton hingga 2045 mendatang 

"Saat ini produksi baru 50 juta ton, artinya perlu ada peningkatan produktifitas dua kali lipat untuk mencapai target tersebut. Tidak ada jalan lain, selain maksimalkan peluang kebun yang ada lewat kemitraan. Sebab lahan juga semakin terbatas. Ini menjadi tantangan terlebih dari sisi petani kelapa sawit swadaya," tandasnya.  


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :