https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Penurunan Harga TBS Kelapa Sawit Akibat Kualitas Buah Rendah

Penurunan Harga TBS Kelapa Sawit Akibat Kualitas Buah Rendah

Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Yuhan Syahmeri SP MP. Foto: IST


Bengkulu, Elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu menyebutkan penurunan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu disebabkan oleh praktik panen asal-asalan yang dilakukan oleh para petani. Sehingga membuat kualitas buah menjadi rendah.

Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Yuhan Syahmeri SP MP menjelaskan, saat ini harga TBS sawit di Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) mengalami penurunan rata-rata sebesar Rp30-Rp50 per kilogram. Hal itu disebabkan karena buah sawit yang diterima oleh pabrik kurang baik.
"Karena kualitas buah sawit yang diterima PKS kurang baik makanya harganya menurun," kata Yuhan, Kamis 25 April 2024.

Baca Juga: Pemkab Mukomuko Alokasikan Rp 362,8 Juta DBH Sawit untuk Program BPJS Ketenagakerjaan

Menurut Yuhan, praktik panen yang asal-asalan berdampak signifikan terhadap harga dan kualitas buah kelapa sawit. Sehingga jika pola panen baik maka buah sawit yang dihasilkan juga baik.
"Jika pola panen baik, maka buah yang dihasilkan akan baik pula. Sehingga harganya pun ikut baik, begitu pula sebaliknya," ujarnya. 

Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana untuk meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya pola panen yang baik dan teratur. Mereka juga akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani untuk memastikan praktik pertanian yang optimal.
"Kami akan terus mengedukasi para petani agar mereka memahami pentingnya pola panen yang tepat guna meningkatkan kualitas dan harga jual TBS kelapa sawit," tambah Yuhan.

Baca Juga: ASN dan PPPK di Bengkulu Berpeluang Mendapatkan Beasiswa Sawit

Para petani juga diharapkan dapat memanfaatkan teknologi dan pengetahuan modern dalam praktik pertanian mereka. Dengan adopsi teknologi yang tepat, mereka dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta meningkatkan kualitas hasil panen. "Pemanfaatan teknologi yang tepat akan membantu petani untuk menghasilkan TBS kelapa sawit yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan daya saing mereka di pasaran," jelas Yuhan.

Para pemangku kepentingan di sektor kelapa sawit juga dipanggil untuk berpartisipasi aktif dalam mengatasi masalah penurunan harga dan kualitas buah. Ini melibatkan kerja sama antara pemerintah, perusahaan kelapa sawit, petani, dan masyarakat lokal untuk mencari solusi yang berkelanjutan. 
"Kami mengajak semua pihak terkait untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik untuk meningkatkan kondisi industri kelapa sawit di Bengkulu," tegas Yuhan.

Dalam konteks global, penurunan harga TBS kelapa sawit juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti permintaan pasar dan fluktuasi harga komoditas dunia. Oleh karena itu, perlu ada strategi yang komprehensif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan ini. "Kami akan terus memantau situasi pasar dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan guna mengatasi permasalahan ini," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :