https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

PE Dinolkan, Wayan Supadno: Kalau Tak Serius, Kondisi Ekstrim Akan Terjadi

PE Dinolkan, Wayan Supadno: Kalau Tak Serius, Kondisi Ekstrim Akan Terjadi

Anggota Dewan Pakar DPP Apkasindo, Wayan Supadno. Foto: Ist


Jakarta, elaeis.co - Lelaki 55 tahun itu hanya bisa menarik napas panjang saat ditanya soal munculnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 115 tahun 2022 tentang aturan terbaru Pungutan Ekspor (PE).

Bahwa dalam beleid yang diteken oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani kemarin itu disebutkan bahwa hingga 31 Agustus 2022, PE untuk Crude Palm Oil beserta 24 jenis turunan sawit lainnya tidak dipungut alias nol. 

Tapi sejak 1 September di tahun yang sama, PE berlaku lagi seperti semula. "Kalau hanya PE yang dinolkan, berarti ini sudah mengurangi beban CPO Rp3000 perkilogram. Ini sama dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) terdongkrak Rp600 per kilogram. Itupun jika rendemen CPO lazim dari benih inovatif DXP (Tenera) 20% dari TBS," terang Wayan Supadno kepada elaeis.co sore ini. 

Pun begitu kata pensiunan Mayor TNI AD ini, kondisi itu masih belum membikin petani sawit lega. Sebab ongkos produksi petani masih sangat besar. "Kalau diumpamakan, air masih sedagu petani," ujarnya.     

Anggota Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) ini mengingatkan, apapun yang dilakukan oleh pemerintah terkait pungutan, kalau stok CPO yang saat ini sudah 7,2 juta ton tidak segera dilepas, tak ada juga gunanya. 

Dan stok ini kata Wayan akan bertambah 5,2 juta ton lagi hingga akhir agustus. Maka ini berarti, bakal ada 12,4 juta ton CPO yang tertumpuk. Kondisi ini katanya akan sangat ekstrim. 

"Saya belum dapat informasi apakah Bea Keluar (BK), Flush Out (FO) masih berlaku atau tidak. Kalau FO masih berlaku, berarti DPO dan DMO masih berlaku pula. Ini akan sangat menghambat proses keluarnya stok CPO yang sangat besar itu," terangnya. 

Kalau sampai akhir Agustus minimal 6 juta ton CPO tidak keluar kata Wayan, ini akan menambah malapetaka dan bahkan menjadi lebih besar lagi. Sebab bakal ada sekitar 200 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang bakal tutup. 

Lantaran itu, ikon petani inovatif Nasional 2016 berharap pemerintah benar-benar serius mengorganisir pengosongan stok CPO itu. "Sudah terlalu mahal kita 'beli' rasa sakit kita ini. Dalam 2,5 bulan sudah Rp66 triliun kerugian yang diderita petani. Jangan lagi ditambah," pinta. 



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :