https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Jelang Lebaran Petani Sawit Harus Teliti Saat Terima Uang Cash, Ini Alasannya

Jelang Lebaran Petani Sawit Harus Teliti Saat Terima Uang Cash, Ini Alasannya

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Darjana menggunakan pembayaran non tunai untuk mencegah peredaran uang palsu. Foto: Zuma


Bengkulu, Elaeis.co – Petani sawit di Provinsi Bengkulu diminta harus lebih teliti saat menerima uang cash. Sebab menjelang Lebaran Idul Fitri peredaran uang palsu cenderung meningkat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Darjana mengingatkan, petani sawit terhadap peredaran uang palsu menjelang momen Lebaran Idul Fitri. 
"Petani sawit diminta untuk waspada terhadap peredaran uang palsu. Karena mereka kerap menerima uang tunai setelah menjual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit," ujar Darjana, Kamis 4 April 2024.

Baca Juga: Petani Kelapa Sawit Dianjurkan Menabung Menjelang Idul Fitri, Kenapa?

Menurut Darjana, peredaran uang palsu dapat merugikan petani sawit secara finansial. Oleh sebab itu, mereka harus waspada dalam menerima pembayaran tunai.
"Petani sawit sering menjadi sasaran empuk bagi penyebaran uang palsu, mengingat transaksi mereka yang mayoritas menggunakan uang cash," ujar Darjana.

Baca Juga: Petani di Bengkulu Kecewa Atas Penurunan Harga TBS Kelapa Sawit Saat Mendekati Lebaran

Dalam menghadapi tantangan ini, Darjana juga menegaskan pentingnya edukasi kepada petani sawit terkait cara membedakan uang asli dan palsu. 
"Kami akan melakukan sosialisasi kepada petani sawit tentang ciri-ciri uang asli dan uang palsu. Hal ini penting untuk mengurangi risiko penerimaan uang palsu," tuturnya.

Terkait solusi konkret, Darjana juga mengimbau agar petani sawit lebih memilih transaksi non-tunai, seperti menggunakan transfer bank atau pembayaran digital, untuk mengurangi risiko penerimaan uang palsu.
"Transaksi non-tunai menjadi solusi yang baik dalam mengurangi risiko peredaran uang palsu. Kami akan memberikan sosialisasi dan dukungan teknis kepada petani sawit yang ingin beralih ke sistem pembayaran digital," pungkasnya.

Baca Juga: Petani Sawit Blokir Akses Jalan Menuju Pabrik CPO di Bengkulu

Menanggapi hal ini, Seorang petani sawit di Kabupaten Bengkulu Utara, Budi Santoso mengungkapkan kekhawatirannya.
"Kami memang sering menerima pembayaran secara tunai, terutama menjelang Lebaran. Ini menjadi kekhawatiran bagi kami karena bisa saja kami menerima uang palsu tanpa sadar," ujar Budi dengan nada khawatir.

Ia berharap, pemerintah daerah dan kepolisian bisa meningkatkan pengawasan terhadap peredaran uang palsu di wilayah Bengkulu. 
"Kami berharap pemerintah daerah dan kepolisian dapat lebih aktif dalam menangani peredaran uang palsu, termasuk melakukan razia dan operasi di lokasi-lokasi yang rawan terhadap praktik ini," tutup Budi.


 

Komentar Via Facebook :