Medan, Elaeis.co - Harga mayoritas saham emiten sawit saat ini sedang melejit. Bahkan sejumlah saham emiten sawit mengalami over weight atau kemahalan.

"Kami selaku regulator enggak masalah melihat saham sawit saat ini ada yang over weight. Kan itulah yang merefleksikan pasar. Ada investor yang jual, ada yang beli. Kayak supply-demand," kata Muhammad Pintor Nasution, Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumut, kepada Elaeis.co, Selasa (5/10/2021).

Pintor justru melihat apa yang terjadi pada saham sawit justru menggembirakan. Sebab, saham-saham pertanian, termasuk sawit, umumnya lambat bergerak. Lambat naik, lambat juga turun.

"Ada juga sih yang turun, tapi itu enggak masalah. Namun umumnya saham pertanian ya di situ-situ saja. Tetap tidak ada masalah dengan emiten sawit. Kami sebagai regulator menyambut baik kenaikan saham emiten sawit ini. Bagus dong, iya kan," ujarnya.

Lalu, apa pemicu melesatnya harga saham emiten sawit? Pintor menduga ada dua penyebabnya. 

"Pertama soal perkembangan berita atau informasi harga CPO, baik lokal maupun pasar global. Yang kedua, karena iklim," kata Pintor.

"Yang pertama soal berita atau informasi, gampang. Kalau ada perkembangan di pasar, itu akan berpengaruh ke harga saham sawit. Samalah kayak saham yang lain," Pintor menambahkan.

Soal iklim juga, kata Pintor, berpengaruh sangat kuat pada pergerakan harga saham emiten sawit. 

Jika musim hujan terus-menerus, atau sebaliknya, musim kering, yang membuat trek atau berkurangnya pasokan tandan buah segar (TBS), maka hal itu akan memengaruhi volume CPO yang bisa dijual di pasar global dan lokal.

"Saham-saham komoditas itu ya kayak begini ini, sangat tergantung pada iklim. Lagian, iklim enggak bisa dicegah atau diakali oleh manusia," kata Pintor.