https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ini Curhat Petani Sawit Nagan Usai Ikuti Pelatihan PT RPN, BPDPKS, dan Ditjenbun

Ini Curhat Petani Sawit Nagan Usai Ikuti Pelatihan PT RPN, BPDPKS, dan Ditjenbun

Puluhan petani sawit dari Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, mengikuti pelatihan teknis yang diadakan oleh PT RPN dan didukung penuh oleh BPDPKS dan Ditjenbun. (Foto: dok. PT RPN)


Banda Aceh, elaeis.co - Tidak sia-sia Mursalin dan puluhan petani sawit menempuh perjalanan darat selama berjam-jam dari Suka Makmue, ibukota Kabupaten Nagan Raya ke Banda Aceh, ibukota Provinsi Aceh.

Mursalin dan para petani sawit swadaya tersebut dengan semangat berangkat ke Banda Aceh untuk mengikuti pelatihan teknis yang menggunakan modul bertajuk "Teknik Pemetaan Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit’, beberapa waktu yang lalu.

Sebagai informasi, pelatihan tersebut, berdasarkan keterangan resmi yang diterima elaeis.co, Senin (10/6/2024), digelar selama beberapa hari oleh PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN).

Perusahaan ini diketahui adalah sebagai sebuah induk bagi sejumlah lembaga pusat penelitian berbagai komoditas perkebunan, termasuk sawit, yang berada di bawah naungan Holding PTPN Nusantara.

Baca Juga: BPDPKS, Ditjenbun, dan PT RPN Lakukan Ini ke Petani Sawit Nagan Raya di Banda Aceh

Enggak tanggung-tanggung, pelatihan selama lima hari itu didukung penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan).

Di samping itu, yang membuat pelatihan itu semakin berisi adalah karena melibatkan para peneliti handal dan berpengalaman dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yang merupakan anak usaha dari PT RPN.

Pelatihan itu dihadiri juga oleh Muklis SP selaku Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) pada Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Aceh. 

Selama lima hari itu, Mursalin dan teman-temannya mendapatkan macam-macam pelatihan, seperti berbagai materi pelatihan yang menyangkut kebijakan dan regulasi dan dasar-dasar pemetaan lahan sawit.

Petani sawit juga dikenalkan dengan penggunaan alat pemetaan seperti global positioning system' (GPS), drone, handphone, dan teknologi lainnya.

Mereka juga diajari langsung cara men-tracking lahan dan melakukan sensus tanaman, pembuatan polygon dan peta kebun.

Baca Juga: Di Trenggalek, BPDPKS, DEKRANASDA, dan APKASI Lakukan Ini Demi UKMK Sawit

Kemudian pelatihan tentang pengolahan data dan analisis pengukuran, proses penyajian dan pencetakan peta, praktik pemetaan kebun, serta pengolahan hasil.

Untuk menambah pemahaman para peserta perihal teknik pemetaan kebun, PT RPN mengajak peserta mengunjungi kebun rakyat di Desa Jalin, Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar.

Tujuannya adalah agar Mursalin dan para petani sawit dari Kabupaten Nagan Raya itu mampu untuk mempraktikkan materi atau teori yang telah didapat selama pelatihan.

Karena begitu banyak ilmu dan pengalaman yang diperoleh, Mursalin yang didaulat rekan-rekannya untuk berbicara, akhirnya tak kuasa menahan haru dan curahan hati (curhat).

Ia mengaku sangat berterimakasih telah diizinkan untuk ikut ke dalam pelatihan perkebunan sawit yang penuh dengan ilmu secara teknis itu.

"Saya sangat berterima kasih kepada BPDPKS, Ditjenbun, PT RPN, juga kepada para pelatih dari PPKS Medan, karena diberi kesempatan mengikuti pelatihan ini," ujar Mursalin.

Baca Juga: BPDPKS Serahkan Helm Proyek Sawit Karya Dr Siti Nikmatin kepada Otoritas IKN

Ia dan teman-temannya berjanji, dengan semua materi yang diberikan oleh para instruktur, akan mengaplikasikan semua ilmu yang didapat ke dalam praktek perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.

"Kami berharap dapat pulang kembali ke daerah masing-masing dan mengaplikasikan ilmu yang kami dapat dan melakukaan pemetaan kebun kita di wilayah masing-masing," ungkapnya. 

Sekadar menambahkan, dalam kesempatan itu Muklis melihat pelatihan itu sangat bermanfaat bagi para pekebun kelapa sawit, termasuk dari Kabupaten Nagan Raya.

Apalagi, kata dia, modul teknik pemetaan kebun dapat membantu pekebun dalam perencanaan penggunaan lahan yang optimal. 

“Dengan memiliki pemetaan yang akurat, diharapkan para pekebun dapat mengidentifikasi lahan sawit yang mereka miliki sendiri,” tegas Muklis.

Komentar Via Facebook :