https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Sawit di Aceh Tenggara Gundah, Hasil Kebun Sulit Dapat Angkutan

Petani Sawit di Aceh Tenggara Gundah, Hasil Kebun Sulit Dapat Angkutan

Kondisi salah satu jembatan penghubung di wilayah Aceh Tenggara.(Ist)


Aceh, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Aceh Tenggara saat ini tengah dilanda kebingungan. Meski sudah bisa melakukan panen di kebunnya, namun justru sulit dapat angkutan menuju PKS.

Pasalnya, musibah banjir beberapa waktu lalu merusak sejumlah jembatan yang menjadi jalur angkutan TBS kelapa sawit menuju PKS. Alhasil, tidak sedikit penyedia angkutan TBS tadi menolak untuk mengangkut hasil kebun petani.

Dampak minimnya armada angkutan tersebut, hasil kebun petani banyak yang terpaksa dibiarkan membusuk.

"Beberapa jembatan yang menjadi jalur angkutan sawit rusak. Memang ada jalan alternatif namun jaraknya agak jauh," ujar Ketua Apkasindo Aceh Tenggara, Arisman kepada elaeis.co, Jumat (19/12).

Kata Arisman, hasil kebun petani di Aceh Tenggara mayoritas di jual ke Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Meski ada angkutan, petani kudu merogoh kocek lebih dalam.

"Untuk normal, biasanya ongkos angkutan itu Rp100/kg. Saat ini ongkos angkutan sudah mencapai Rp250-Rp300/kg," bebernya.

Sebetulnya kata Arisman, meski besar petani masih mau membayar ongkos angkutan itu, sayangnya armada angkutan justru terbatas. Ini disebabkan banyak armada yang memilih tidak mengangkut TBS sawit tersebut karena rusaknya infrastruktur tadi.

"Petani sejatinya sudah banyak keluar biaya. Panen saja petani harus mengeluarkan TBS dengan cara dilangsir dari kebun sampai ke lokasi pengepulan. Kemudian langsir lagi hingga menuju pks," katanya.

Ia berharap, perusahaan mau menyediakan armada angkutan untuk melangsir kelapa sawit petani menuju PKS. Kemudian juga tidak mempermainkan harga sawit sesuka hati.

"Kami petani sudah banyak kerugian dari ongkos langsir saja. Jika harga dipermainkan tentu akan lebih menekan petani," jelasnya.

"Kami juga berharap kondisi ini dapat dilihat pemerintah melalui BPDP yang kemudian membantu petani dengan mengalokasikan dananya untuk korban musibah banjir kemarin. Misalnya untuk perbaikan jalan dan sebagainya," imbuhnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :