https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Indonesia Dinilai Sudah Saatnya Punya STM Sawit

Indonesia Dinilai Sudah Saatnya Punya STM Sawit

Arief Poyuono. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia, Arief Poyuono, mengusulkan pendirian Sekolah Teknik Menengah (STM) Perkebunan Sawit sebagai solusi strategis mencetak tenaga ahli profesional untuk industri kelapa sawit nasional. Ide ini dinilai bisa membantu menjawab tantangan keberlanjutan, sekaligus meningkatkan daya saing industri sawit Indonesia di tengah tekanan global.

“Integrasi antara dunia pendidikan dan industri sawit harus diwujudkan. Tujuannya agar lulusan siap pakai, mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja sawit, serta mendorong produksi kelapa sawit yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Arief dalam keterangan tertulis, Rabu (16/7).

Menurutnya, STM Perkebunan Sawit akan dirancang sebagai lembaga pendidikan vokasi yang memadukan teori, teknologi terkini, dan praktik langsung di lapangan. Kurikulumnya akan meliputi metode pertanian berkelanjutan, teknik pemanenan efisien, pengolahan minyak sawit, hingga pemanfaatan produk samping menjadi komoditas bernilai tambah.

Program ini juga akan mengintegrasikan pelatihan dan magang langsung di kebun, pabrik pengolahan, dan fasilitas riset sawit. Dengan demikian, para siswa tak hanya memahami teori, tetapi juga menguasai keterampilan teknis dan manajerial yang dibutuhkan industri sawit modern.

“Dengan model seperti ini, kita bisa hasilkan tenaga kerja sawit yang kompeten dan siap pakai. Ini akan mendorong peningkatan produktivitas, efisiensi, serta mempercepat transformasi industri sawit menuju praktik yang lebih hijau dan bertanggung jawab,” tukasnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengembangkan industri sawit sebagai penopang utama ekonomi nasional mengingat sektor migas Indonesia kini menghadapi tantangan serius. Mulai dari penurunan produksi hingga tekanan transisi energi global, yang menyebabkan Indonesia menjadi importir minyak dan gas.

“Pemerintah harus keluarkan anggaran besar untuk impor migas, belum lagi beban akibat tata kelola yang tidak efisien. Maka dari itu, industri sawit harus jadi kekuatan utama pembangunan nasional ke depan,” tandasnya.

Dengan adanya Sekolah Teknik Perkebunan Sawit, Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi profesional sawit yang andal, memperkuat sektor strategis ini, sekaligus menjawab tantangan global soal keberlanjutan dan ketahanan energi.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :