Berita / Sumatera /
Harga TBS Naik, Petani Plasma dan Swadaya Sama-sama Sumringah
Ilustrasi (Facebook)
Rengat, Elaeis.co - Pekebun kelapa sawit, baik plasma maupun swadaya, di Kabupaten Indragiri Hulu (inhu), Riau, bersuka ria atas naiknya harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit selama beberapa pekan terakhir.
Subani (40), warga Desa Petala Bumi, Kecamatan Seberida, yang bermitra dengan PT Mega Nusa Inti Sawit, mengaku, penghasilannya bertambah terus sejak harga sawit membubung. “Dibilang senang, pastilah,” katanya kepada Elaeis.co, Rabu (6/10/21).
“Tapi saya tetap waspada dan siap-siap andai ke depan harga sawit turun drastis. Caranya tentu dengan pola hidup sederhana, membeli yang seperlunya saja, tidak foya-foya,” tambahnya.
Hal yang sama juga dirasakan M Kadir, petani swadaya yang tinggal di Kelurahan Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat. “Meskipun harga sawit saya belum menyamai angka yang ditetapkan pemerintah, tetap disyukuri,” katanya.
“Kalau harga TBS petani plasma naik, otomatis harga TBS petani mandiri juga dinaikkan oleh pengepul. Tapi memang tingkat kenaikannya tidak banyak,” imbuhnya.
Menurutnya, hasil panennya minggu lalu dihargai ram atau peron Rp 2.200/kg. “Kalau melihat perkembangan harga terbaru, bakal naik lagi. Apalagi sekarang sedang trek. Tapi saya belum tahu persis berapa angkanya, belum setor ke peron,” tukasnya.
Menurutnya, trek atau berkurangnya produksi buah sawit bukan disebabkan kurangnya perawatan dan pemupukan. “Mungkin faktor cuaca, beberapa hari ini masuk musim panas,” sebutnya.
Untuk periode 6 sampai 12 Oktober 2021, harga TBS sawit usia 10-20 tahun di Riau ditetapkan Rp 2.860,64/kg. Menurut Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, naiknya harga TBS disebabkan kenaikan harga CPO dan kernel di pasar domestik dan global.
“Harga TBS umur 10-20 tahun periode pekan ini naik Rp 73,19/kg dibanding pekan sebelumnya,” jelasnya.







Komentar Via Facebook :