Berita / Internasional /

Gegara Tolak Lockdown, Polisi dan Demonstran Bentrok di Jalanan

Gegara Tolak Lockdown, Polisi dan Demonstran Bentrok di Jalanan

Protes anti-lockdown di Melbourne. ©William West/AFP


Jakarta, Elaeis.co - Polisi di dua kota di Australia, Sydney dan Melbourne bentrok dengan ribuan pengunjuk rasa yang menolak lockdown Covid-19.

Di Melbourne, petugas polisi menggunakan cairan merica ketika 4.000 massa melanggar garis polisi. Polisi menangkap 218 orang, dan sedikitnya tujuh anggota kepolisian terluka, seperti dikutip dari BBC, Minggu (22/8).

Di Sydney, di mana lockdown kembali diperpanjang, lebih dari 1.000 petugas polisi dikerahkan untuk membubarkan unjuk rasa. Unjuk rasa ini terjadi ketika negara bagian New South Wales (NSW), yang beribu kota Sydney, mencatat 825 kasus Covid lokal, angka tertinggi di wilayah Australia dalam waktu 24 jam.

Di Brisbane, ibu kota Queensland, lebih dari 2.000 pengunjuk rasa berkumpul sebelum menggelar unjuk rasa damai.

Polisi di negara bagian Victoria mengecam kekerasan yang pecah di Melbourne pada Sabtu.

“Kelakuan yang dilihat polisi sangat brutal dan agresif jadi mereka tidak punya pilihan kecuali menggunakan taktik yang ada,” jelas seorang juru bicara kepolisian Victoria.

Semua yang ditangkap dikenakan denda sebesar 5.452 dolar Australia karena melanggar UU Covid. Tiga orang juga didakwa melakukan serangan terhadap polisi.

Pada Sabtu, perintah diam di rumah diperpanjang di seluruh Victoria untuk mencegah meluasnya kasus Covid.

Massa unjuk rasa di Sydney lebih kecil, hanya sekitar 250 orang.

Wakil Komisioner Kepolisian NSW, Mal Lanyon menyampaikan kepada wartawan, satu anggota polisi terluka setelah diseret ke jalan oleh seorang pengunjuk rasa dan sebanyak 47 orang ditangkap.

Lanyon mengatakan polisi menghentikan sekitar 38.000 mobil yang menuju ke pusat kota dan mengirimkan 260 pemberitahuan pelanggaran kepada warga di seluruh negara bagian yang diduga melanggar UU lockdown. Dia menyebut tindakan para pengunjuk rasa “patut disesali”, mengatakan respons kepolisian bukan untuk menghentikan kebebasan berpendapat tapi untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Sekitar 1.500 petugas dikerahkan untuk membubarkan pengunjuk rasa di Sydney dan Menteri Kepolisian NSW, David Elliott mengatakan pihaknya telah melakukan pekerjaan yang patut dicontoh.

Unjuk rasa berlangsung hanya beberapa jam setelah Sydney memperpanjang lockdown sampai akhir September untuk memperlambat penyebaran virus. Pihak berwenang juga menerapkan jam malam di wilayah pinggir kota.

Penduduk Sydney telah berada di bawah perintah diam di rumah sejak akhir Juni. Namun, infeksi meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir.

Australia telah dipuji secara luas karena tanggapannya atas pandemi dan mencatat 978 kasus kematian, terbilang rendah dibandingkan banyak negara lainnya. Tapi kemunculan varian Delta pada awal Juni memicu lonjakan kasus. Merdeka.com

 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :