Berita / Nasional /
Ekspor Sudah Mulai Naik, Tapi...
 
                Ilustrasi/Reuters
Jakarta, elaeis.co - Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, mengungkapkan, bahwa kebijakan pelarangan ekspor yang telah dicabut sejak 23 Mei 2022 berdampak pada peningkatan ekspor.
Tercatat, di bulan Juni 2022, ekspor minyak sawit nasional telah mencapai 2,334 juta ton. Jumlah ini memang naik signifikan hingga 340 persen jika dibandingkan ekspor Mei yang hanya sebesar 678 ribu ton.
"Kenaikan ekspor bulan Juni terbesar terjadi pada tujuan Pakistan dari 281 ribu ton menjadi 295 ribu ton, tujuan EU-27 dari 177,8 ribu ton menjadi 296,7 ribu ton, tujuan China dari 208,5 ribu ton menjadi 416,2 ribu ton, tujuan India dari 154,5 ribu ton menjadi 212,3 ribu ton dan tujuan Afrika dari 156,6 ribu ton menjadi 199,4 ribu ton," kata Mukti dalam keterangan persnya yang diterima elaeis.co, Jumat (12/8).
Bukan cuma ekspor saja, konsumsi dalam negeri juga tercatat meroket pada Juni. Konsumsi dalam negeri pada Juni tercatat sebesar 1,835 juta ton, atau naik 225 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya.
"Kenaikan terbesar terjadi pada konsumsi untuk biodiesel yaitu sebesar 130 ribu ton menjadi 720 ribu ton, dan untuk pangan naik 97 ribu ton menjadi 934 ribu ton," ujarnya.
Akan tetapi, peningkatan ekspor dan konsumsi dalam negeri pada Juni tersebut belum bisa mengimbangi tingginya produksi CPO.
"Produksi CPO bulan Juni mengalami kenaikan sekitar 6 persen menjadi 3.297 ribu ton sedangkan untuk PKO naik menjadi 322 ribu ton," katanya.
Kenaikan produksi CPO, jelasnya, sejalan dengan produksi TBS kebun yang sebenarnya sedang naik. Akan tetapi, TBS yang diolah di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) belum 100% karena tingkat keterisian tangki PKS masih tinggi.
"Dengan produksi, konsumsi dan ekspor seperti disampaikan di atas. stok akhir Juni diperkirakan mencapai 6.683 ribu ton, lebih rendah dari stok akhir bulan Mei 2022 sebesar 7.233 ribu ton," tambahnya.
Mukti juga membeberkan kondisi di pasar global CPO. Di mana terjadi penurunan harga CPO Cif Rotterdam dari US$ 1.714 pada bulan Mei menjadi US$ 1.573/ton pada bulan Juni (Cif Rotterdam).
Demikian juga, harga rata-rata dalam negeri (lelang KPBN) pada bulan Juni bergerak turun dari sekitar Rp 13.000/kg di awal Juni dan turun menjadi sekitar Rp 8.500/kg di akhir Juni.
"Situasi harga ini mengindikasikan bahwa ekspor bulan Juni belum signifikan mengurangi tingginya stok di dalam negeri, sehingga belum mampu mendorong kenaikan harga CPO dalam negeri," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :