Berita / Nusantara /
Ekspor Perkebunan Ditargetkan Tembus Rp1.040 Triliun
Ilustrasi kebun sawit (Int.)
Jakarta, Elaeis.co - Sektor pertanian, termasuk sub sektor perkebunan, menjadi salah sektor yang kebal di tengah pandemi Covid-19. Tercatat, sektor pertanian mampu tumbuh positif 2,95% di kuartal I dan 0,38% di kuartal II-2021.
Menurut data BPS, kontribusi tanaman perkebunan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke II tumbuh 0,33% diakibatkan oleh peningkatan produksi komoditas kelapa sawit. Naiknya produksi karena didukung musim kemarau yang tidak ekstrim, pertambahan luas tanam yang mulai menghasilkan, serta pertumbuhan konsumsi domestik.
Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan nilai ekspor komoditas utama andalan dan pengembangan perkebunan periode 2020-2024 sebesar USD74,31 milliar atau setara Rp1.040,33 triliun.
Untuk mengejar target tersebut, Ditjenbun mendorong pengembangan logistik benih, meningkatkan produksi dan produkivitas, meningkatkan nilai tambah, serta meningkatkan daya saing produk dan ekspor.
“Kami juga mendorong modernisasi perkebunan, pembiayaan melalui KUR, peningkatan kapasitas SDM, optimasi jejaring stakeholder,” kata Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjenbun Kementan, Heru Tri Widarto, dikutip Okezone.com.
Lebih lanjut, Heru menyebutkan bahwa KUR juga bisa digunakan untuk melakukan peremajaan sawit rakyat (PSR). Adapun program PSR mencakup 21 provinsi, terutama Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Selatan.
Salah satu manfaat dari PSR adalah produktivitas yang dihasilkan pada tanaman periode berikutnya akan lebih tinggi dari sebelumnya. Industri akan mendapatkan jaminan pasokan bahan baku, dan negara akan mendapatkan devisa lebih tinggi lagi mengingat kebutuhan negara luar akan produk sawit dan turunannya juga semakin meningkat.
Tingginya permintaan akan rempah-rempah untuk penambah imun di saat pandemi Covid-19, katanya, juga ikut mempengaruhi kinerja perkebunan. Artinya, walaupun pandemi covid-19 masih berlangsung, hal ini tidak memberi dampak negatif pada sub sektor perkebunan.
Perkebunan di luar Jawa dan Bali masih memberikan respon positif. Hal tersebut salah satunya dibuktikan dengan Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 yang nilainya mencapai Rp7,29 triliun. Dari 627,4 juta ton ekspor pada saat itu, 564,6 juta ton diantaranya merupakan komoditas perkebunan.







Komentar Via Facebook :