https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ekonom : 'Wajar Sih Jika Petani Sawit Lebih Sejahtera Dibanding Petani Lainnya'

Ekonom :

Gunawan Benjamin, akademisi dan pengamat ekonomi dari kota Medan, menilai wajar kesejahteraan petani sawit di Sumut pada bulan Juni 2024. (Foro: dok. pribadi)


Medan, elaeis.co - Meningkatnya kesejahteraan petani kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada bulan Juni 2024 lalu dicatat dengan baik oleh pihak Badan Pusat Statistik (BPS).

Hal itu dituangkan dalam peningkatan nilai tanaman perkebunan rakyat atau NTPR yang kemudian menjadi salah satu dari tiga nilai tukar yang mampu mendongkrak nilai tukar petani (NTP) secara keseluruhan.

"Dan di antara sejumlah petani atau peternak di Sumut, petani sawit yang masih paling makmur di antara jenis petani atau peternak lainnya," kata ekonom asal kota Medan, Gunawan Benjamin.

Hal tersebut diungkapkan oleh akademisi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) ini kepada elaeis.co , Jumat (5/7/2024).

Baca juga: Faktor Ini yang Bikin Biaya Operasional Petani Sawit di Sumut Meningkat di Juni 2024

"Wajar sih petani sawit di Sumut lebih sejahtera di bulan Juni 2024. Ini karena membaiknya harga minyak sawit mentah atau crude palm (CPO) belakangan ini," kata pengajar ekonomi syariah ini.

"Berdasarkan perkembangan di pasar, harga CPO saat ini menembus RM 4.000 per ton. Ini tentu saja menjadi pendorong membaiknya NTPR di Sumut," kata Gunawan lebih lanjut.

Gunawan mengungkapkan, situasi yang membuat bahagia petani sawit ini justru berbanding terbalik dengan nasib petani karet di Sumut.

Belakangan ini sendiri mencatat terjadi pelemahan harga karet di pasar global dari USD 1,83 per kilogram (Kg) ke kisaran USD 1,64 per Kg pada Juni 2024.

Baca juga: Wah, Jadi Begini Nasib Petani Sawit di Sumut pada Juni 2024. Ini Kata Lembaga Berkompeten, Loh!

Seperti diberitakan sebelumnya, Ahli Statistik Utama BPS Sumut, Misfaruddin, memaparkan pada Juni 2024, NTP Sumut tercatat sebesar 133,22

Artinya, kata dia, mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen dibandingkan dengan NTP Mei 2024, yaitu sebesar 132,12.

"Kenaikkan NTP Juni 2024 disebabkan oleh naiknya NTP tiga subsektor, yaitu NTP subsektor tanaman pangan sebesar 0,32 persen, NTP subsektor hortikultura sebesar 2,78 persen," ucap Misfaruddin.

"Dan tak ketinggalan pula NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat atau NTPR sebesar 1,06 persen, dibandingkan Mei 2024 sebesar 100,23," kata Misfaruddin menambahkan saat itu.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :