https://www.elaeis.co

Berita / Lingkungan /

Efek Pandemi, Paus Makin Banyak Muncul

Efek Pandemi, Paus Makin Banyak Muncul

Ilustrasi (Net)


Jakarta, Elaeis.co - Di masa pandemi Covid-19, kesibukan transportasi laut juga berkurang. Di Norwegia, lengangnya laut jadi berkah tersendiri bagi berbagai hewan. Termasuk paus yang semakin banyak bermunculan seiring kebisingan di dalam laut yang mereda.

Pada hari-hari sebelum pandemi, wisata melihat paus sering kali ditawarkan di lautan Andenes, Norwegia. Satu kapal biasanya mengangkut 50 wisatawan, dan semuanya ingin mengamati paus. Namun hewan mamalia raksasa itu kian hari semakin jarang terlihat. Paus bersembunyi. Buat mereka, laut jadi semakin bising.

Kapten kapal Wal Safari, Geir Maan, memaparkan bahwa polusi suara menyebar di dalam air dengan cara berbeda daripada di daratan. Paus bisa menangkap kebisingan ini dengan jelas.

"Sebagian besar jenis paus bisa menangkap suara, walaupun dari jarak jauh. Oleh sebab itu kami juga harus menyetir kapal dengan hati-hati, agar tidak terlalu berisik," kata dia, seperti dikutip Republika, Minggu (30/5).

Tak jauh dari Lofoten, dasar lautan tiba-tiba menurun curam. Sebenarnya inilah habitat yang sangat disukai paus.

Tapi lalu lintas kapal semakin bertambah, bukan hanya di sini, melainkan juga di seluruh dunia. Kapal penangkap ikan, kapal pesiar, kapal pengangkut barang, bahkan kapal selam, jumlahnya bertambah. Semua ini membuat tingkah laku alamiah mamalia laut itu berubah secara dramatis.

Jika di lautan banyak pergerakan, paus tambah stres. Yang jadi masalah besar biasanya adalah kapal nelayan karena jumlahnya banyak. "Kadang bertabrakan dengan paus. Terutama di musim dingin, saat masih gelap," tutur Geir Maan.

Sementara itu di Skandinavia utara, di pinggiran area yang dihuni manusia, lalu lintas kapal berkurang akibat pandemi Covid-19. Hampir semua kapal pesiar ditambatkan di pelabuhan, sehingga lautan jadi tenang.

Ilmuwan Geir Johnson dan para mahasiswanya yang meneliti polusi cahaya dan polusi suara di laut bercerita, "Saya baru saja melihat dua-tiga ekor paus jenis paus pilot." Memang itu bukan hasil penelitian ilmiah, tapi yang jelas, ia belum pernah melihat paus pilot berenang begitu dekat dengan perkotaan.

Di Samudera Atlantik dan Laut Utara, rekan-rekan Geir menempatkan mikrofon bawah laut. Sejak wabah corona, kebisingan di beberapa tempat berkurang hingga 25 persen. Kesunyian seperti ini, terakhir kali dialami kawasan itu mungkin pada 150 tahun lalu.

"Kami peneliti ingin menunjukkan, bagaimana baiknya jeda kesunyian bagi mahluk-mahluk di lautan."

Dengan tenang para hewan ini menikmati kehidupan di bawah permukaan laut. Dunia mereka penuh kehidupan, tanpa kebisingan. Namun ini tampaknya hanya terjadi selama lalu lintas kapal berhenti.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :