Berita / Bisnis /
Di Bengkulu, Belum Ada Produksi Gula Merah Dari Batang Sawit, padahal Harganya Bikin Geleng-geleng Kepala!
 
                Ilustrasi-pembuatan gula merah dari batang sawit
Bengkulu, elaeis.co - Melihat luasan perkebunan kelapa sawit, mestinya produksi gula merah dari batang sawit sangat melimpah di Provinsi Bengkulu.
Namun sayangnya, tercatat tidak ada satupun masyarakat di sana yang memanfaatkan peluang cuan tersebut.
Padahal, jika dipikir-pikir, mengolah batang sawit jadi gula merah bukanlah begitu sulit. Hanya bunga sawit yang belum berubah jadi buah disadap untuk diambil air niranya dan diolah menjadi gula merah.
Namun, belum ada satupun petani Bengkulu mengambil peluang cuan tersebut. Kebanyakan petani di sana hanya fokus pada penjualan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit saja.
"Padahal selain buah, petani bisa manfaatkan bunga sawit disadap seperti tanaman aren, dan air niranya diolah jadi gula merah," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan saat berbincang dengan elaeis.co, kemarin.
Apalagi kata Ricky, banyak kebun sawit di Bengkulu yang sudah masuk katagori tanaman tidak menghasilkan (TTM). Mestinya petani memanfaatkan itu untuk dijadikan industri rumah tangga gula merah dari nira kelapa sawit.
"Jadi, batang sawit dapat menghasilkan nira sawit untuk dijadikan gula merah yang memiliki nilai ekonomi. Ini adalah potensi yang sangat baik bagi petani dibandingkan harus menjual kebun sawit karena tidak produktif lagi," ujarnya.
Ricky menjelaskan, pemanfaatan batang sawit jadi gula merah ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama mengiris tangkai bunga yang seludangnya belum membuka. Nira yang dihasilkan dari cara penyadapan ini memiliki aroma dan rasa yang khas, namun jumlah yang dihasilkan sedikit.
Untuk cara kedua, penyadapan nira dapat dilakukan setelah pohon ditumbang selama 3 sampai 7 hari. Pohon kelapa sawit yang tumbang menghasilkan rata-rata 3,4 hingga 146,7 liter dengan kadar gula 8 hingga19,1%. Banyaknya nira yang dihasilkan bergantung pada besar pohon yang disadap.
"Jadi ada dua cara penyadapan bisa dari bunga sawit dan dari pohon yang ditumbang" ujarnya.
Air nira dari pohon kelapa sawit bisa diubah jadi gula merah dengan ukuran 250 gram per biji, tidak jauh berbeda dengan gula merah lainnya termasuk aren. Harga gula merah ini juga termasuk mahal, rata-rata Rp12.000/kg.
Ricky tidak menampik, modal awal untuk memulai usaha ini memang lumayan besar. Mulai dari membeli batang sawit yang sudah ditebang rata-rata seharga Rp60-70 ribu per batang, belum lagi biaya membeli tempat mengolah seperti kuali besar, tungku, meja cetakan dan sebagainya.
"Iya, lumayan besar modalnya. Tapi potensinya juga luar biasa. Petani dipastikan untung. Tak ada cerita rugi bikin gula merah dari batang sawit ini," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :