https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Desa Margahayu di Kaltim Mandiri Berkat Kebun Sawit, Anak Muda Ikut Untung

Desa Margahayu di Kaltim Mandiri Berkat Kebun Sawit, Anak Muda Ikut Untung

Ilustrasi/Dok.elaeis


Kaltim, elaeis.co - Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kaltim, mulai menorehkan cerita sukses ekonomi berbasis potensi lokal. Dengan mengandalkan kebun karet dan sawit, desa ini perlahan bergerak menuju kemandirian, sekaligus membuka peluang bagi generasi muda ikut merasakan keuntungan.

Kepala Desa Margahayu, Rusdi, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini berawal dari bantuan bibit karet yang diterima warga sekitar sepuluh tahun lalu. “Alhamdulillah, bibit yang diberikan dulu kini sudah menghasilkan. Warga bisa merasakan manfaat nyata dari kebunnya,” ujar Rusdi, Kamis (11/9).

Dari total sekitar 1.200 Kepala Keluarga (KK), sekitar 35 persen menggantungkan penghidupan dari kebun karet dan sawit, sementara sisanya bertahan di sektor pertanian lain, terutama persawahan.

Untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan petani, Pemerintah Desa Margahayu menghadirkan BUMDes Mandiri Sejahtera sebagai penghubung antara petani dan pabrik pengolahan.

Salah satu kerja sama dilakukan dengan pabrik karet di Palaran, sehingga distribusi hasil panen lebih dekat dan biaya operasional lebih ringan. “Kami ingin petani fokus pada produksi. Urusan distribusi, BUMDes yang tangani agar lebih efisien,” jelas Rusdi.

Tidak hanya karet, sawit juga mulai berkembang. Sekitar 10 persen lahan desa kini ditanami sawit, sebagian besar digarap oleh anak muda. Kehadiran pabrik PT Niaga Emas di dekat desa memberikan kepastian pasar, sehingga sektor ini dianggap menjanjikan bagi generasi baru petani. 

“Anak-anak muda melihat sawit sebagai peluang besar. Pasarnya jelas, pabriknya dekat,” tambah Rusdi.

Hingga saat ini, 20 kelompok tani di Margahayu telah memiliki legalitas resmi, memungkinkan mereka memasarkan hasil panen secara lebih profesional. Meski begitu, tantangan tetap muncul, terutama tingginya biaya distribusi karet. Untuk itu, desa tengah menyiapkan program pelatihan pengolahan hasil perkebunan agar nilai jual meningkat dan keuntungan lebih optimal.

Kolaborasi antara BUMDes, pemerintah desa, dan partisipasi aktif masyarakat menunjukkan bahwa kemandirian bukan sekadar wacana. 

Margahayu membuktikan bahwa pengelolaan potensi lokal dengan strategi tepat mampu meningkatkan kesejahteraan warga, terutama generasi muda yang kini ikut menikmati hasil panen.

Kisah Margahayu menjadi inspirasi bagi desa lain di Indonesia. Pemanfaatan lahan secara efektif, pendampingan kelembagaan, serta akses pasar yang jelas membuat ekonomi desa bisa tumbuh inklusif dan berkelanjutan. Sawit bukan lagi sekadar komoditas ekspor, tetapi peluang nyata bagi masyarakat lokal untuk mandiri dan sejahtera.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :