https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Bergantung Pada Pupuk KUD

Bergantung Pada Pupuk KUD

Petani sawit Desa Karang Rejo, Langkat, Mujari. (Jansen/Elaeis)


Langkat, elaeis.co  - Dibalik tingginya produktivitas tonase tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, tentu tercipta pula perawatan yang baik dan benar.

Pupuk adalah faktor terpenting dalam tingginya tonase yakni Tepat Jenis, Tepat Dosis, Tepat Waktu, Tepat Cara dan Tepat Sasaran (5T) pemupukan. 

Seperti petani sawit di Desa Karang Rejo, Mujari yang selalu rutin memupuk kebun sawit miliknya. Namun, jika pupuk dari koperasi unit desa (KUD) ada. Kalau tidak, pemupukan pun akan ditundanya.

“Kendala di kita, kadang-kadang pupuknya macet, kadang nggak keluar dari KUD. Waktu jadwal memupuk aturannya bulan ini, jadinya dipupuk bulan depan lagi, yah nunggu-nunggu pupuk dari KUD Karang Rejo lah,” kat Mujari saat berbincang dengan elaeis.co, Rabu (6/4).

Mujari mengaku harga pupuk di KUD Karang Rejo jauh lebih murah dibanding harga di toko. “Kita sangat terbantu dengan adanya KUD disini, misalnya harga pupuk Phonska disini hanya Rp150 ribu per sak, kalau di toko Rp250 ribu sampai Rp300 ribu per sak-nya. Begitu juga harga pupuk urea, di KUD Rp140 ribu, kalau di toko Rp300 ribuan per sak, jauh sekali perbandingan harganya kan," ujarnya.

Jenis yang dipakai Mujari dominan pupuk Phonska. Sementara Urea jarang dipakai untuk kebun sawitnya. Walaupun Mujari sendiri tidak paham jenis pupuk yang tepat untuk sawitnya, tapi dari hasil selama ini, ia merasa jenis pupuk Phonska lah yang pas dipakai untuk kebunnya.

“Sawit saya hanya seluas 1,5 hektare. Tapi bisa hasilkan 1,8 ton. Kata orang-orang sih, standar kebun sawit, 1 ton per hektare, jadi saya rasa pupuk yang saya pakai selama ini sudah pas lah untuk meningkatkan produktivitas," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :