Pekanbaru, Elaeis.co - Dinas Perkebunan Riau kembali merilis harga bahan olahan karet (bokar) yang menjadi salah satu komoditi unggulan di Bumi Lancang Kuning. Dari data yang dipaparkan di sejumlah wilayah harga karet mengalami kenaikan. Kendati demikian ada juga yang turun dan stabil seperti harga Minggu lalu.

Kepala Bidang Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hamaja mengatakan, kondisi naik dan turunnya harga karet tadi terjadi baik di tingkat petani maupun ditingkat  Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang ada di Riau.

"Di wilayah Rokan hulu dan Indragiri hulu harga karet terpantau naik," ujar Defris kepada Elaeis.co, Rabu (13/10).

Dia merincikan, kenaikan harga karet di Rokan hulu mencapai Rp.70/kg. Untuk karet di Negeri Seribu Suluk itu dibandrol sebesar Rp 10.891/kg. Kemudian di tingkat UPPB Indragiri Hulu harga karet naik sebesar Rp100/kg. Jadi harga karet di wilayah itu dibandrol sebesar Rp10.600/kg.

"Kenaikan juga terjadi di tingkat pabrik (GAPKINDO) KKK 100%. Untuk minggu ini sebesar Rp 22.600 artinya naik Rp 100,-/kg dibandingkan pekan lalu," tuturnya.

Sementara untuk harga karet ditingkat petani/KUB Kabupaten Rokan Hilir justru mengalami penurunan sebesar Rp.300/kg. Sehingga harga karet di wilayah itu sebesar Rp. 11.200,-/kg. Begitu juga di tingkat APKARKUSI di Kabupaten Kuansing harga bokar sebesar Rp. 12.289,-/kg atau mengalami penurunan harga dari minggu lalu sebesar Rp 60,-/kg.

Kemudian, di Kabupaten Kampar harga karet masih stabil, yakni sebesar Rp11.200,-/kg tidak mengalami kenaikan harga dari harga minggu lalu.

"Kita selalu berupaya dan mendorong mutu karet petani Riau terus meningkat melalui upaya memperkuat Kelembagaan Petani Karet untuk bergabung dalam UPPB. Sehingga mutu hasil karet rakyat  menjadi bersih dan harga ditingkat petani menjadi meningkat," tandasnya.