Berita / Sumatera /
Banyak Pemilik Jual Kebunnya ke Perusahaan Sawit, Begini Dampaknya
Petani mengumpulkan hasil panen sawit di Mukomuko. foto: MC Mukomuko
Bengkulu, elaeis.co - Luas kebun sawit rakyat di Kabupaten Mukomuko terus menyusut. Bukan karena dikonversi ke tanaman lain, tapi karena kepemilikannya beralih ke perusahaan perkebunan.
Bupati Mukomuko, Sapuan, mengaku prihatinan atas peningkatan luas lahan kebun sawit masyarakat yang dikuasai oleh perusahaan kelapa sawit di daerah tersebut. Fenomena ini terjadi karena banyak petani memilih menjual kebun sawit mereka kepada perusahaan besar.
Ia menilai penjualan lahan kebun sawit oleh masyarakat setempat kepada perusahaan kelapa sawit merupakan langkah yang sangat merugikan. Konsekuensinya, masyarakat yang telah menjual lahan mereka kini tidak memiliki lahan untuk berkebun.
"Sangat disayangkan banyak masyarakat menjual kebunnya ke perusahaan perkebunan kelapa sawit, akibatnya mereka terpaksa mencari sumber mata pencaharian yang lain," kata Sapuan, Senin (25/9).
Baca Juga: Potensi TKKS Sebagai Sumber Energi Terbarukan Belum Dimanfaatkan Maksimal di Bengkulu
Mirisnya lagi, menurutnya, masyarakat yang kehilangan lahan kebun akhirnya terpaksa merambah hutan lindung di sekitar Kabupaten Mukomuko. "Tindakan ini bukan hanya merugikan ekosistem, tetapi juga mengancam kesejahteraan masyarakat itu sendiri," ujarnya.
Sejumlah aktivis lingkungan setempat juga menyuarakan keprihatinannya tentang masalah ini. Mereka mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi lahan berharga dan ekosistem yang terancam akibat deforestasi yang semakin meluas.
Aktivis lingkungan Mukomuko, Siti Rahma, mengungkapkan keprihatinannya atas terus berkurangnya lahan hijau di wilayah itu. "Perlu ada langkah konkret untuk melindungi kawasan hutan agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang," katanya.
Menurutnya, kampanye dan program penghijauan juga harus digalakkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kawasan konservasi dan hutan lindung.







Komentar Via Facebook :