https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Anak Buruh Sawit Asal Merauke Diterima di Fakultas Kedokteran UGM

Anak Buruh Sawit Asal Merauke Diterima di Fakultas Kedokteran UGM

Maria Elisabeth Ponda. Foto: ist.


Yogyakarta, elaeis.co – Maria Elisabeth Ponda (18), anak buruh sawit asal Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, berhasil mengukir prestasi gemilang yaitu diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Erlin, begitu gadis ini biasa disapa, bukanlah anak yang dibesarkan dalam kemewahan. Ia merupakan anak tunggal dari Dominikus Dei (48), buruh harian di perkebunan kelapa sawit di Distrik Wasur, dan Fereonika Sa (40), ibu rumah tangga yang setia mendampingi suaminya karena menderita tekanan darah tinggi.

Letak kebun sawit yang berjarak sekitar 66 km dari pusat kota Merauke memaksa keluarga ini untuk tinggal terpisah. Erlin harus tinggal di rumah kerabat demi bisa bersekolah di SMAN 1 Merauke.

“Saya terbiasa mandiri sejak SMA. Ibu ikut Ayah karena kondisi kesehatannya, jadi saya harus belajar hidup sendiri,” ungkap Erlin seperti dikutip dari keterangan resmi Humas UGM, Rabu (23/7).

Keinginannya menjadi dokter sudah tertanam sejak kecil. Pengalaman menyakitkan bersama sang nenek yang meninggal karena tumor ganas tanpa pengobatan optimal, menjadi cambuk bagi Erlin untuk berjuang lebih tinggi.

“Sebelum meninggal, nenek bilang, sekolah yang tinggi supaya bisa bantu orang-orang yang tidak mampu. Sejak kelas 5 SD saya tanamkan, saya ingin kuliah di UGM. Nama kampus itu saya temukan di buku pelajaran,” ucap Erlin.

Saat pengumuman SNBP tiba, Erlin sempat kehilangan harapan karena banyak temannya tidak lolos. Ia bahkan meminta maaf kepada orang tuanya karena takut mengecewakan. Tapi nasib berkata lain. Erlin dinyatakan diterima di Fakultas Kedokteran-Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

Kabar itu disambut haru oleh keluarga. Sang ayah yang biasanya mengalami tekanan darah tinggi hingga 200/190, langsung merasa lega hingga tekanan darahnya menurun drastis.

Berkat deretan prestasinya, Erlin mendapatkan beasiswa sekolah dan kini menerima beasiswa UKT 100 persen dari UGM. Tanpa itu, ia mengaku tak mungkin bisa kuliah di luar Papua.

“Penghasilan Ayah hanya dua juta per bulan. Tanpa beasiswa ini, saya nggak mungkin bisa lanjut kuliah,” ungkapnya jujur.

Fereonika, mengaku sangat bersyukur anaknya bisa meraih cita-citanya. “Semoga dia jadi dokter yang bertanggung jawab dan tulus melayani,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan Dominikus. “Kami tidak sanggup ikut jalur mandiri. Terima kasih UGM, sudah meringankan beban kami,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :