https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Aceh Tunggu Kehadiran Investor

Aceh Tunggu Kehadiran Investor

Pelabuhan Krueng Geuekuh di Aceh Utara, salah satu infrastruktur pendukung investasi di Provinsi Aceh. Foto: Dishub Aceh


Banda Aceh, elaeis.co - Pemerintah Aceh siap untuk menjadikan daerah berjuluk Serambi Mekkah itu sebagai salah satu tujuan utama investasi di Indonesia.

Untuk meyakinkan calon investor, baru-baru ini Pemprov Aceh menggelar Aceh Bussiness Forum 2022, di Medan, Sumatera Utara. Acara ini diikuti Konsul Jenderal Negara Malaysia, Jepang, India, Cina, Singapura, Amerika, Turki, Jerman, Belanda, Sri Lanka, dan Denmark.

Hadir juga Direktur Australia Center, pimpinan Kadin Aceh dan Kadin Sumatera Utara, pimpinan Aceh Sepakat, para pimpinan perusahaan, perbankan, asosiasi pengusaha, dan para investor potensial.

“Aceh siap menghadirkan iklim investasi yang kondusif karena stabilitas politik di Aceh kini sangat baik,” kata Asisten II Setda Aceh, Ir Mawardi, dalam keterangan resmi Humas Pemprov Aceh.

"Survei Kementerian Dalam Negeri beberapa tahun lalu menempatkan Banda Aceh, ibukota Provinsi Aceh, sebagai daerah teraman di Indonesia. Karena tidak pernah terjadi konflik sosial berbasis SARA," tambahnya.

Dia menyebutkan, ada empat sektor prioritas investasi di Aceh. Yakni agroindustri, infrastruktur dan energi, pariwisata, serta pengembangan kawasan.

Agroindustri merupakan sektor strategis yang didukung sumber daya alam cukup besar, salah satunya sawit. Aceh kini menjadi salah satu produsen sawit terbesar di Indonesia. Tahun lalu, lebih dari 1,9 juta ton minyak sawit (CPO) dihasilkan dari perkebunan sawit milik perusahaan dan masyarakat.

“Saat ini Aceh memiliki 45 perusahaan CPO, dan untuk itu kami mengundang para investornya membangun hilirisasi industri sawit,” kata Mawardi.

Aceh juga dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbaik dunia dengan varian Robusta dan Arabika. Dataran Tinggi Gayo menjadi pusat kawasan penghasil kopi Gayo Arabika yang ditanam organik oleh petani sehingga tidak merusak lingkungan. Tahun 2016 lalu, lebih dari 9.595 ton biji kopi diekspor ke 23 negara, sebagian besar di Eropa.

Pemprov Aceh telah membentuk Tim Task Force Satgas Percepatan Investasi untuk membantu mengatasi hambatan layanan investasi. Berbagai inovasi juga telah diterapkan di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Aceh.

"Sistem pengaduan dan layanan perizinan e-klinik serta layanan informasi potensi dan proyek investasi dapat diakses di www.investaceh.id. Kami berharap fasilitas tersebut semakin mempermudah calon investor membangun bisnis mereka di Aceh, serta memberikan layanan yang lebih cepat, mudah dan efektif,” katanya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :