Berita / Sumatera /
Warga Mengadu Soal Kebun Sawit dan Jalan Rusak, Begini Jawaban Gubri
Gubernur Riau, Syamsuar, saat menghadiri Tabligh Akbar di Desa Sukamaju, Kecamatan Singingi Hilir. foto: Diskominfoss Kuansing
Taluk Kuantan, elaeis.co - Tabligh Akbar di Desa Sukamaju, Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi (kuansing), yang dihadiri Gubernur Riau (gubri), Drs H Syamsuar, dimanfaatkan untuk curhat.
Beberapa tokoh masyarakat meminta Syamsuar menyelesaikan konflik lahan antara masyarakat dengan sejumlah perusahaan sawit, kebun sawit warga yang masuk dalam kawasan hutan, dan perbaikan jalan provinsi di Pucuk Rantau dan kawasan lainnya untuk memudahkan mengangkut hasil panen.
Syamsuar langsung menanggapinya dan memastikan bahwa tahun anggaran 2023 ini jalan di Pucuk Rantau akan diaspal.
"Prosesnya saat ini sudah memasuki tahap lelang. Saya sudah berencana ke Pucuk Rantau, tapi karena aksesnya cukup jauh, maka ditunda dulu. Nanti kalau sudah ada pemenang tendernya, saya akan jadwal ulang kunjungan ke sana," jelasnya melalui keterangan resmi Diskominfoss Kuansing, kemarin.
Terkait ruas jalan lain yang bukan jalan provinsi dan belum diaspal, dia meminta Plt Bupati Kuansing bersama para tokoh masyarakat mendiskusikannya dengan perusahaan yang beroperasi di daerah itu. Selain karena ikut menggunakan, ada juga ruas jalan yang masuk HGU perusahaan sehingga harus ada persetujuan sebelum dilakukan pengaspalan.
"Kalau semuanya sudah duduk, pengaspalannya bisa melalui pola bankeu provinsi. Nanti bupati bisa mengusulkan ke provinsi," tukasnya.
Pada kesempatan itu Syamsuar juga mengakui jika konflik lahan merupakan persoalan klasik di Riau. Persoalan itu tidak hanya terjadi di Singingi Hilir, tapi juga dialami warga di kecamatan lain.
"Di Indonesia, konflik lahan tertinggi terjadi di Riau. Dan daerah di Riau yang paling banyak berkonflik adalah Kuansing," sebutnya.
Dia mengaku sudah menginventarisir beberapa kasus konflik lahan di Kuansing untuk dilaporkan kepada Kementerian ATR/BPN. "Wamen ATR/BPN, Raja Juli Antoni, kebetulan adalah putra Kuansing. Mudah-mudahan ada solusinya," harapnya.
Terkait banyaknya kebun sawit warga yang masuk kawasan hutan, Gubri meminta pemerintah desa mendata dengan cermat. "Supaya bisa diusulkan untuk dikeluarkan dari kawasan hutan melalui pola tanah objek reforma agraria (TORA)," ucapnya.
Plt Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, berterima kasih atas perhatian Gubri terhadap masyarakat Kuansing. "Tentu akan sangat membantu dalam memacu gerak ekonomi warga," katanya.
"Kami akan senantiasa membantu Pemprov Riau sesuai kewenangan yang kami miliki," tambahnya.







Komentar Via Facebook :