Bengkulu, elaeis.co - Banyak petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu memiliki lahan yang cukup luas. Sayangnya, rata-rata kebunnya kurang produktif. 

"Memang banyak kebun kelapa sawit yang luas di Bengkulu, bahkan ada petani yang punya 100 hektare lebih. Tapi rata-rata banyak tanaman kelapa sawit yang tidak produktif," kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Provinsi Bengkulu, Bando Amin, kemarin.

Ia mengaku, penyebab kebun tidak produktif disebabkan manajemen pengelolaan kebun yang belum baik. Sebab seorang petani kelapa sawit mengurus hingga 100 hektare sehingga ada kelapa sawit yang terawat dengan baik dan ada yang tidak

"Jadi banyak petani bekerja sendiri, kebunnya luas tapi dikerjakan sendiri. Memupuk sendiri, membersihkan sendiri. Kalaupun menyuruh orang tidak banyak juga, cuma kadang-kadang dan tidak rutin," tuturnya.

Menurutnya, idealnya petani kelapa sawit harus memiliki pekerja untuk merawat kebun. Jika tidak, maka pohon kelapa sawit yang tidak produktif akan semakin banyak.

"Mereka harus punya pekerja tetap. Tapi tahu sendirilah, kalau asalnya dari petani, mereka lebih memilih bekerja sendiri dibandingkan mempekerjakan orang lain. Beda dengan pekebun sawit, pasti rata-rata mempekerjakan orang," sebutnya.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada petani kelapa sawit di Bengkulu untuk mengubah pola pikir. Jangan terlalu berat mempekerjakan orang lain untuk mengurus kebun karena dengan mempekerjakan orang lain maka hasilnya juga akan maksimal.

"Jangan sampai kebun kelapa sawit menjadi tidak produktif dan tidak menghasilkan buah gara-gara pelit mempekerjakan orang lain. Akibatnya pemulihan kebun akan memakan waktu yang tidak sebentar agar bisa kembali berbuah," katanya.

"Produktifnya sebuah kebun sangat bergantung dengan usaha kita. Kalau usaha kita sedikit, maka hasilnya juga tidak maksimal," tambahnya.