Berita / Sumatera /
Untung Makin Tipis, Petani Keluhkan Biaya Panen
Petani menjual hasil panen ke pengepul. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah mengeluhkan keuntungan yang minim dari hasil penjualan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
Danil, seorang petani kelapa sawit di wilayah tersebut mengatakan, harga TBS saat ini hanya mencapai Rp 2.020/kg. Namun, sebesar Rp 450 dari angka itu harus dipotong untuk biaya panen. Artinya, petani hanya mengantongi sebesar Rp 1.570/kg.
"Pendapatan tersebut sangat kecil sebab petani masih harus membeli pupuk dan bahan lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan kebun kelapa sawit," kata Danil, Senin (20/3).
Menurutnya, biaya panen yang tinggi membuat pendapatan petani tergerus. Namun, jika tidak menggunakan tukang panen, maka pemanenan berjalan lambat dan berisiko buah membusuk di pohon.
"Harapan kami kalau bisa biaya panen diturunkan," ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh petani lainnya, Lukman, yang merasa biaya panen yang tinggi membuat petani sulit untuk mendapatkan keuntungan yang layak.
"Kami harus membayar banyak untuk tenaga kerja dan alat berat. Sehingga keuntungan yang didapatkan sangat kecil," ucapnya.
Kondisi ini membuat petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Selain itu, mereka juga menghadapi masalah lain seperti hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit, serta fluktuasi harga yang tidak menentu.
Oleh sebab itu, mereka membutuhkan program bantuan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani kelapa sawit. "Kami berharap pemerintah bisa membantu kami dalam menurunkan biaya panen, sehingga kami bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari hasil panen kelapa sawit," ucap Lukman.
"Walaupun keuntungan sedikit, tapi kami tetap optimis dan terus berusaha meningkatkan hasil panen demi keluarga," tutupnya.







Komentar Via Facebook :