Berita / Sumatera /
Tinggalkan Kakao, ini Penyebab Banyak Petani Pidie Jaya Beralih ke Sawit
Petani kakao yang masih bertahan di Pidie Jaya. foto: MC Prov. Aceh
Meureudu, elaeis.co - Luas tanaman kakao di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, beberapa tahun terakhir semakin menurun drastis. Sebagian besar petani kakao kini beralih ke tanaman keras lainnya, salah satunya adalah kelapa sawit. Hanya petani di Gampong Reuleuet, Kecamatan Ulim, yang masih bertahan memelihara kakao.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pidie Jaya, Abubakar, mengatakan, ada dua faktor utama yang menyebabkan petani meninggalkan tanaman kakao. Pertama, usianya sudah tua. Dan yang kedua, sangat sulit menghadapi serangan hama.
Menurutnya, hama utama yang menyerang kakao ketika mulai berbuah adalah tupai. Beberapa jenis binatang lainnya seperti monyet serta kelelawar, juga sangat menghantui petani.
“Jadi, wajar saja bila selama ini kakao di Kecamatan Panteraja perlahan habis. Dan mungkin kecamatan tetangga seperti Bandarbaru dan Trienggadeng juga akan mengalami nasib serupa. Padahal, sekitar 10 tahun lalu, prospek komoditi ini sangat cerah,” kata Abubakar dalam keterangan resmi Diskominfo Aceh, Senin (24/7).
Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Pidie Jaya, Ir Ratna Mutia menyampaikan, saat ini luas tanaman kakao yang belum menghasilkan di daerah itu mencapai 4.665 hektar.
"Sedangkan tanaman yang sudah menghasilkan seluas 6.909 hektar dan tanaman kakao yang rusak mencapai 3.640 hektar. Sementara produktivitas rata-rata 800 kg per hektar," sebutnya.
Ketua Forum Kakao Aceh, Ir Teuku Iskandar, membenarkan bahwa selama ini luas tanaman kakao di Pidie Jaya semakin berkurang.
"Karena banyak tanaman yang sudah tua dan kurang produktif sehingga petani terpaksa menebangnya. Selain itu perawatan pun sangat kurang. Hal itu dapat dimaklumi karena faktor ekonomi atau terkendala modal akibat kemiskinan," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :