Mamuju, elaeis.co - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menurunkan tim monitoring dan evaluasi ke lima perusahaan pengolahan buah sawit yang berada di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) dan Kabupaten Pasangkayu.

Perusahaan itu masing-masing PT Surya Raya Lestari 2, PT Trinity, PT Unggul, PT Pasangkayu, dan PT Letawa.

"Tujuan tim turun ke lapangan sehubungan dengan monitoring dan evaluasi penetapan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik pekebun yang dijual kepada kelima perusahaan tersebut," ungkap Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Sulbar, Hermanto, dalam rilis Humas Sulbar dikutip Jumat (3/5).

Saat peninjauan ke lapangan pada hari pertama, tim mengadakan pertemuan di lokasi pabrik milik PT Surya Raya Lestari 2, PT Trinity, dan PT Unggul. Kemudian kegiatan monitoring dilanjutkan pada hari kedua di PT Pasangkayu dan PT Letawa.

Dari hasil monitoring dan evaluasi diperoleh data:

• PT. Surya Raya Lestari 2 (kapasitas pabrik sebesar 60 ton dengan kapasitas olah 1.500 ton/hari): harga TBS sebesar Rp 2.350/kg dengan rendemen 17 persen

• PT. Trinity (kapasitas pabrik 45 ton/hari dengan kapasitas olah 500 ton/hari): harga TBS Rp 2.380/kg dengan rendemen 16.85 persen

• PT. Unggul (kapasitas pabrik yang dimuat sebanyak 45 ton dengan kapasitas olah 500 ton/hari): harga TBS sebesar Rp 2.400/kg dengan rendemen sebesar 18 persen

• PT. Pasangkayu (kapasitas pabrik yang dimuat sebanyak 60 ton dengan kapasitas olah 250 ton/hari): harga TBS Rp. 2.250/kg dengan rendemen 17 persen

• PT. Letawa (kapasitas pabrik yang dimuat sebanyak 60 ton dengan kapasitas olah 250 ton/hari): harga TBS Rp. 2.250/kg dengan rendemen sebesar 17 persen.

Seperti diketahui bahwa CPO sangat mempengaruhi harga beli TBS oleh pabrik. "Semakin tinggi kualitas CPO yang dihasilkan, maka Indeks K semakin menurun sehingga harga beli TBS oleh pabrik juga menurun," tutupnya.