Bengkulu, Elaeis.co - Ternyata rata-rata besaran rendemen CPO di Provinsi Bengkulu untuk buah sawit dari tanaman usia di atas 5 tahun cukup mengesankan mencapai 20 persen. Sementara itu, untuk tanaman usia di bawah 5 tahun, rata-rata rendemen CPO hanya mencapai 18-19 persen.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Bickman Panggarbesy mengatakan, berdasarkan data dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan, rendemen CPO di Bengkulu cukup baik untuk TBS kelapa sawit dari tanaman usia di atas 5 tahun yakni mencapai 20 persen.
"Kualitas rendemen CPO di Bengkulu sudah cukup baik karena sudah mencapai angka 20 persen. Artinya, setiap 100 kilogram kelapa sawit mampu menghasilkan sebanyak 20 kilogram CPO," kata Bickman, Jumat 29 Maret 2024.

Baca Juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Mukomuko Turun, Berbeda dengan Sumbar dan Sumut

Meski begitu, rendemen CPO untuk TBS kelapa sawit dari tanaman kelapa sawit dibawah usia 5 tahun masih cukup rendah yakni berkisar 18-19 persen. Menurut Bickman, tinggi rendahnya rendemen TBS dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain varietas, sistem pemeliharaan dan lingkungan. 
"Karena itu kami minta petani sawit di Bengkulu harus memperhatikan faktor apa saja yang dapat meningkatkan rendemen CPO sehingga harga TBS kelapa sawit bisa ikut meningkat," ujar Bickman.

Ia mengaku, rendemen CPO menjadi salah satu acuan untuk menentukan harga TBS kelapa sawit. Sehingga semakin tinggi kualitas rendemen CPO, maka semakin tinggi juga harga TBS kelapa sawit.
"Hasil pengujian rendemen akan dijadikan sebagai faktor penentu harga TBS kelapa sawit di wilayah Provinsi Bengkulu," ujarnya.

Selain itu, Pengamat Pertanian Bengkulu, Prof Zainal Muktamar mengatakan, memang usia tanaman kelapa sawit mempengaruhi kualitas rendemen. Sehingga antara kelapa sawit usia di atas 5 tahun dan yang di bawah 5 tahun akan memiliki kualitas rendemen yang berbeda.
"Memang biasanya ada perbedaan, salah satu faktornya usia tanaman, kalau tanaman muda maka kualitas buah belum begitu sempurna, jadi rendemen sedikit lebih rendah," ujar Zainal.

Walaupun begitu, Zainal berharap, penentuan harga TBS kelapa sawit bisa dilakukan secara adil dan merata. Sebab kebanyakan Pabrik Kelapa Sawit di Bengkulu kebanyakan membeli TBS Kelapa Sawit tidak berdasarkan rendemen.
"Kalau pakai rendemen harusnya petani bisa mendapatkan harga beli TBS kelapa sawit tinggi, tapi yang terjadi di lapangan pabrik menyamakan setiap TBS kelapa sawit yang masuk, rata-rata dianggap rendemennya dibawah 20 persen," pungkasnya.