https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Sudah Lelang, tapi Pembangunan Bendungan Telake Terganjal IUP

Sudah Lelang, tapi Pembangunan Bendungan Telake Terganjal IUP

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik meninjau rencana lokasi Bendungan Telake. foto: Heru Renaldy / Biro Adpimprov Kaltim


Samarinda, elaeis.co - Sejumlah kalangan mendesak pemerintah pusat segera merealisasikan pembangunan Bendungan Telake di Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim). Bendungan itu dinilai bisa menjamin sumber air untuk areal pertanian sehingga alih fungsi atau konversi areal persawahan menjadi kebun sawit bisa dihentikan.

Permintaan itu direspon positif oleh Pemprov Kaltim. Sebagai daerah yang akan menjadi buffer zone (daerah penyangga) Ibu Kota Nusantara (IKN), Kaltim sangat serius menyiapkan insfratruktur pertanian, salah satunya adalah bendungan untuk mengairi persawahan petani.

Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik menyadari kehadiran bendungan ini sangat diharapkan agar kebutuhan irigasi petani terpenuhi dengan baik. "Sehingga petani tidak hanya berharap tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan air di areal persawahan mereka," katanya dalam keterangan resmi Pemprov Kaltim dikutip Sabtu (25/11).

Menunjukkan keseriusannya untuk melanjutkan program Bendungan Telake dan Bendungan Lambakan, Akmal sudah mendatangi lokasi rencana Bendungan Telake di Long Kali pada Sabtu (18/11). "Ini adalah dua proyek strategis yang tertunda. Padahal urgensinya untuk Kaltim, terutama Paser dan Penajam Paser Utara sangat besar," sebutnya.

Baca juga: Topang IKN, Pembangunan Bendungan Telake Diminta Diprioritaskan

Menurutnya, pembangunan dua bendungan ini ditujukan untuk penyediaan air bagi sekitar 21 ribu hektare lahan persawahan di dua kabupaten di selatan Kaltim itu. Selain itu, bendungan ini juga dimaksudkan untuk pengendalian banjir di dua kabupaten tersebut. Pasalnya, saat musim hujan, air meluap ke permukiman, bahkan hingga ke areal persawahan dan perkebunan sawit.

Setelah penetapan Kaltim sebagai lokasi IKN, kehadiran dua bendungan ini tentu akan semakin strategis. "Kehadiran IKN pada gilirannya akan mendongkrak aktivitas ekonomi dan pertumbuhan penduduk," jelas Akmal.

Karena itu, tidak ada pilihan bagi Kaltim selain segera menyiapkan infrastruktur pertanian guna mendukung kemandirian pangan daerah. Bahkan bukan hanya itu, sudah semestinya dengan potensi yang tersedia, Kaltim tidak lagi harus bergantung kepada Sulawesi dan Jawa untuk pemenuhan kebutuhan bahan pokok seperti beras.

"Kaltim harus membangun sentra-sentra pertaniannya agar tercapai swasembada pangan," tambahnya.

Akmal menegaskan, selama ini Kaltim selalu sulit memenuhi kebutuhan berasnya karena ketersediaan air tidak cukup bagi petani. "Persoalan ini yang sekarang sedang dihitung untuk kembali dilanjutkan proses pembangunannya," tukasnya.

Akmal mengakui hal ini tidak mudah karena pasti akan banyak hambatannya. Tapi ia yakin dengan kolaborasi pusat dan daerah, rencana ini bisa diwujudkan segera. "IKN pasti butuh suplai pangan yang kuat. Itulah tugas kita sebagai buffer zone IKN. Buffer zone harus hadir menyuplai kebutuhan pangan IKN," tegasnya.

"Ini harus kita kerjakan jauh-jauh hari. Kalau tidak, kita akan terlambat. Jangan sampai IKN-nya selesai, kita belum siapkan apa-apa," sambungnya. 

Sementara iti, Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai (BWS) Kaltim, Gus Agung Guntoro mengungkapkan, rencana pembangunan Bendungan Telake masih sedikit terhambat oleh persoalan IUP (izin usaha pertambangan) batu bara.

"Kami ingin lahan di Telake ini bebas dari IUP batu bara agar pembangunan bendungan untuk irigasi persawahan ini nantinya bisa lancar," katanya.

Untuk rencana pembangunan fisik Bendungan Telake ini, katanya, telah dilakukan lelang dengan pagu anggaran Rp 700 miliar dan Rp 500 miliar untuk pembangunan jaringan irigasi.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :