https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Sri Lanka Diminta Buka Lagi Pintu Impor Sawit dari RI

Sri Lanka Diminta Buka Lagi Pintu Impor Sawit dari RI

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah) bersama Menlu Sri Lanka Gamini Lakshman Peiris di sela-sela Sidang ke-76 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (Medcom.id)


Jakarta, Elaeis.co - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta Sri Lanka membuka kembali pintu ekspor sawit RI.

Retno menyampaikan hal itu dalam satu acara dialog dengan 18 perwakilan negara dan organisasi yang membahas kerja sama ekonomi demi pemulihan keuangan negara.

Dia menyampaikan kepada Pakistan, Sri Lanka, Iran dan Mozambique agar perjanjian perdagangan seperti Preferential Trade Agreement (PTA) segera diselesaikan.

“Secara khusus, dengan Sri Lanka saya meminta atau mengharapkan agar Pemerintah Sri Lanka meninjau kembali atau menghapus kebijakan yang menghambat ekspor sawit Indonesia ke Sri Lanka,” katanya, dikutip CNN Indonesia.

Sri Lanka telah melarang impor kelapa sawit dari Indonesia dan Malaysia sejak April lalu. Tidak hanya itu, Pemerintah Sri Lanka juga melarang perluasan area kelapa sawit di negaranya.

“Menlu Sri Lanka Gamini Lakshman Peiris dan saya sepakat untuk mengintensifkan komunikasi dalam menyelesaikan isu sawit ini,” lanjutnya.

Retno melakukan pertemuan 18 perwakilan berbagai negara dan organisasi di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, yang berlangsung pekan lalu.

Ia melakukan banyak pertemuan dengan perwakilan dari berbagai negara guna membahas isu-isu kerja sama antar wilayah. Mereka di antaranya, Komisaris Tinggi UNHCR, Sekjen Liga Arab, CEO US ASEAN Business Council, Menlu Sri Lanka, Menlu Jepang, Presiden Palau, Menlu Mozambik.

Kemudian Menteri Negara Luar Negeri Inggris, Lord Ahmad of Wimbledon, Menlu Pakistan, Menlu Serbia, Menlu Iran, Sekjen PBB, PM Belanda, Menlu Perancis, US Under Secretary for Political Affair, Menlu Mauritania, Menlu Thailand dan Utusan Khusus AS untuk Afghanistan

Saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mauritania, kata Retno, mereka menyatakan ingin memiliki kemitraan di bidang ekonomi dengan Indonesia dan mengharapkan kedatangan delegasi bisnis RI ke negara tersebut.

Adapun dengan Jepang, Retno menyampaikan harapan agar proyek-proyek kerja sama yang sedang dilakukan kedua negara ini bisa dipercepat. Salah satu contohnya Proyek Patimbun.

Sementara itu, dengan CEO ASEAN-US Business Council, Retno membahas pentingnya upaya meningkatkan business engagement dengan Indonesia.

“ASEAN-US Business Council juga tertarik melakukan kerja sama capacity building untuk UMKM melalui penyediaan pilot projects dari SMEs Academy,” katanya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :