CLOSE ADS
CLOSE ADS
Berita / Komunitas /

'Si Murtad Sains' Feyerabend; Lengan Malam Beludru

Prof Yusmar Yusuf. foto: ist


Pekanbaru, elaeis.co - Bagi orang awam, apa yang panjang lebar diurai oleh Bambang Putra Ermansyah pada syarahan Syarahan Shadu Perdana  di ruang rapat Senat Fisip Unri di kawasan Panam Pekanbaru kemarin itu, kesannya cuma persoalan biasa. Yang bilang bahwa Paul Karl Feyerabend ogah diatur-atur soal konsep ilmu pengetahuan. Dia ingin anything goes. Itu saja.     

Tapi bagi Guru Besar Sosiologi Unri, Prof. Yusmar Yusuf, Bambang alias Ibam itu justru telah nongol sebagai virus, persis kayak Feyerabend. Ibam bahkan sekaligus menjadi vaksin bagi Fisip Unri yang limbung digerogoti virus.

Saking limbungnya, ada yang mengajar filsafat di tingkat doktoral, lantaran enggak punya kemampuan, akhirnya terkesan mengajar agama, tak pula sejenis teologi, tak jelas jantan dan jenamanya.

"Itulah makanya saya bilang, Ibam itu telah menjadi vaksin. Produksi dalam negeri (Fisip Unri) pula, bukan produk asing. Ibam itu créme de la créme (elitenya para elite pemikir) yang lahir dari rahim Fisip Hubungan Internasional. Dia membesar dan menjadi di panggung-panggung luar dan liar," kata fenomenolog dan budayawan Riau ini saat ngobrol bersama elaeis.co, kemarin.  
 
Frasa Créme de la créme tadi kata Yusmar, analoginya adalah "junjungan buih". Ada frasa lyric lagu Prancis; dia dilontarkan dan terjun dari jantung bintang-bintang dalam kelam malam beludru.

Lyric untuk menanti kelahiran sang bayi dari perut rahim sang bunda. Il viendra tout droit, du coeur des étoiles (dia turun dari jantung bintang-bintang).

"Kebetulan tokoh filsuf ini --- Feyer --- nama akhirnya "abend" (dalam bahasa Jerman; malam). Itu makanya saya kaitkan dengan lirik lagu Prancis tadi. Lanjutannya begini; se poser sur mon bras (lengan malam beludru)," lelaki ini mendendangkan. 

Dari cerita yang diumbar Yusmar soal Feyerabend, kelihatan sekali kalau dia sudah paham betul tentang lelaki Austria itu. 

"Bagi saya, dia adalah seorang "mistikus" sains sejati yang melakukan uzlah panjang seperti yang dilakukan oleh Al Ghazaly dn Ibn Arabi? Wuehhh...adalah cebisan diksi," ujarnya tertawa.

Lalu, Yusmar bilang begini; yang dimarahi Feyerabend sebetulnya bukan sainsnya, tapi ideologi yang dilekatkan kepada sains itu: hegemogi dan tirani kebenaran positivistik. 

Analogi saya tadi: bagi sains modern, segala kebenaran tunggal itu lahir dari rahim sains yang di gerbangnya berdiri pemegang kunci gudang sains: sosok lelaki berkulit putih, mata biru dan rambut pirang. Bukan gambaran paras bangsa mongol apatah lagi Melayu hehehe  

Kemaren Pak Sukri bicara tentang peluang ganda (Max Planx): sesuatu ketika diamati, dia tampil semacam benda. Ketika tak diobserv, dia adalah energy. Dia sedikit menambah bingkai mengenai "sempadan abu-abu mistikus" Feyerabend itu.

Baca juga: Mengulik 'Bahasa' Feyerabend di Fisip Unri

Feyerabend berharap, berilah laluan pada Yoga, rumah tradisi anti gempa Nias, obat herbal bahkan jejamu. Setara juga dalam arsitektur. Kenapa tak hargai Feng Shui, astrologi. Kenapa berlagak dengan arsitektur geomatrikal, kenapa hanya percaya pada astronomi. Semua ilmu-ilmu dari timur itu juga membawa kebermanfaatan bagi makhluk manusia dan kesemestaan

Selain yoga, semadi timur sama kuatnya dengan fisika. Tai Chi tak kalah dengan kedokteran modern. Dan nyatanya kedokteran dan farmakologi mengendap-mengendap juga ingin berpacaran dengan herbal alternatif itu

Pokoknya bagi Feyerabend; anything goes...semuanya, biarkan aja. Jangan jadi tirani kebenaran.

Inilah barangkali yang membuat Barat menganggap Feyerabend "murtad" sains. Saking bencinya ilmuan barat pada Feyerabend, di mesin pencari google, algoritma google tak selincah mencari dan melacak nama lain. 

Sebab google juga anak kandung modern sain yang positivistik itu. Bekerja dalam semangat hegemoni dan tiranik.

Akhir-akhir ini juga ada anak kandung kebenaran sains model bernama jurnal Scopus untuk para peneliti di perguruan tinggi. Duh...dunia yang serba ironi yang dipercanggah oleh Feyerabend dengan sentuhan spiritual keberagaman

Tradisi sufisme, mistik Zen dan Tao adalah juga jalan kebenaran. Kenapa barat harus menghegemoni semua, sampai-sampai membuat proyek perang bernama Perang Dunia I dan PD II?

Kehancuran ekonomi pasar (ekstraktif) yang berlangsung hari ini, ya sebuah mesin sains barat yang sedang beroperasi untuk kehancuran dunia dan peradaban. 

Untung masih ada 12 persen manusia malas di muka bumi ini, yang secara tidak sengaja, para orang-orang malas inilah yang menyelamatkan dunia.

Kalau tidak ada yang 12% itu, dunia (bumi) akan hancur dalam 20 tahun ke depan. Tapi berkat kehadiran orang-orang malas itu, bumi masih bisa bertahan hingga 300 tahun ke depan.


 

Komentar Via Facebook :