Berita / Sumatera /
Setop Permainan Tengkulak, BUMDes Diminta Garap Bisnis Jual Beli TBS
Tengkulak menjemput hasil panen petani sawit. foto: MC Mukomuko
Bengkulu, elaeis.co - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Bengkulu diminta melakukan ekspansi usaha dan mulai menggarap jual beli tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
Dewan Pembina Asosiasi Pemerintah Desa Provinsi Bengkulu, Diarwin Komen mengatakan, BUMDes harus menggarap usaha yang berkontribusi untuk kepentingan petani kelapa sawit. "Salah satunya dengan menyerap TBS kelapa sawit milik petani di desanya masing-masing," katanya, kemarin.
Menurutnya, saat ini sangat sedikit BUMDes yang menjalankan usaha jual beli TBS sawit di Bengkulu. Padahal rata-rata penduduk di Bengkulu berprofesi sebagai petani kelapa sawit.
"Karena pihak desa tidak bisa memanfaatkkan potensi ini, alhasil para tengkulak dari luar desa yang masuk," tukasnya.
"Makanya kita mendorong agar setiap BUMDes di Bengkulu bisa membuka usaha jual beli TBS, ini sangat menguntungkan bagi desa," tambahnya.
Menurutnya, rata-rata tengkulak mengambil untung hingga Rp 500 dari setiap kilogram TBS atau Rp 500 ribu setiap 1 ton. Itu di luar potongan timbangan sebesar 10 persen.
"Tengkulak kelapa sawit itu untung besar. Kenapa BUMDes tidak tahu ini?" ujarnya.
Menurutnya, modal bisnis jual beli kelapa sawit tidak begitu besar. Rp 150 juta sudah bisa untuk memulai bisnis ini. Sementara potensi keuntungannya mencapai belasan hingga puluhan juta per bulan.
"Kami pikir bisnis ini menguntungkan. Modal tidak begitu besar, dalam satu tahun sudah bisa break even point (BEP)," tuturnya.
Selain menguntungkan, bisnis ini juga membantu petani kelapa sawit di desa-desa. "Tidak ada lagi permainan harga atau timbangan oleh tengkulak," tandasnya.







Komentar Via Facebook :