Berita / Nusantara /
Sertifikasi ISPO Butuh Insentif Sebagai Perangsang
7 prinnsip ISPO. Foto: environtmen-indonesia.com
Bengkulu, elaeis.co - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta kepada pemerintah agar petani bisa diberikan insentif Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Sebab dengan insentif, maka petani bisa lebih berdaya.
Ketua Apkasindo Bengkulu, Jakfar mengatakan,
pemerintah hingga saat ini belum memberikan insentif khusus kepada petani kelapa sawit. Insentif tersebut dapat berupa pemberian harga TBS khusus kepada petani yang sudah bersertifikat ISPO. Karena jika harga TBS sama, maka akan membuat petani tidak mau ikut ISPO.
"Petani harus diberi intensif khususnya yang sudah mendapatkan sertifikasi ISPO. Misalnya setidaknya harga TBS lebih mahal dibanding yang belum ISPO," kata Jakfar, kemarin.
Ia mengaku, jika pemerintah tidak memberikan insentif maka lebih baik ISPO tidak diwajibkan. Ia meminta agar wajib ISPO bagi seluruh petani pada 2025 mendatang dapat ditunda.
"Percuma petani wajib ISPO, tapi tidak ada insentif. Harga TBS masih rendah, harga pupuk naik sampai 300 persen, sawit petani masih terjebak dalam kawasan hutan, kebun petani baru 10% yang sudah SHM. Disuruh pula wajib ISPO, kan ini tidak benar," tuturnya.
Ia melanjutkan, syarat untuk bersertifikasi ISPO adalah lahan harus sertifikat. Sementara itu, banyak petani, belum memiliki sertifikat dan maksimal baru 10% yang sudah sertifikat.
Selain itu, sawit petani tersebut paling tidak 25% masih terjebak dalam kawasan hutan. Kemudian pendanaan sertifikasi ISPO yang cukup mahal sementara sumber dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) juga dinilai sulit didapatkan.
"Makanya kita minta itu ditunda dulu," tuturnya.
Kemudian kendala yang lain ialah, pendampingan dan edukasi soal ISPO juga masih minim bagi petani. Sosialisasi yang ada dinilai masih hanya sekedar seremonial.
"Kami pesimis kewajiban ISPO petani pada 2025 nanti dapat terealisasi seluruhnya. Hingga saat ini progres ISPO pada petani sawit masih sangat rendah. Dari data yang dimiliki capaian sertifikasi ISPO pada petani per April 2022 baru 0,4% dari total luasan lahan di asosiasi petani sawit 22.036,2 hektar," tutupnya.







Komentar Via Facebook :