https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Serap Lebih Banyak Pekerja, Hilirisasi Sawit Terus Didorong

Serap Lebih Banyak Pekerja, Hilirisasi Sawit Terus Didorong

Produk hilir sawit setengah jadi. Foto:


Bengkulu, elaeis.co -  Pendirian industri hilir kelapa sawit berpotensi menyerap banyak tenaga kerja. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu terus mendorong hilirisasi kelapa sawit.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Edwar Happy mengatakan, penyerapan tenaga kerja di sektor ini masih terbuka luas hingga hilir meski industri dibayangi risiko krisis maupun inflasi. Hal ini disebabkan banyak potensi dari industri kelapa sawit yang belum digarap di daerah.

"Potensi penyerapan tenaga kerja di sektor ini cukup besar, mencakup pekerja terampil hingga tenaga angkut pendukung," kata Edward, kemarin.

Menurutnya, sektor hulu sawit sebetulnya masih banyak membutuhkan tenaga kerja karena belum bisa dilakukan full mekanisasi. Ia memperkirakan penyerapan tenaga kerja di berbagai sentra sawit di Bengkulu bisa mencapai lebih dari 10 ribu orang mengingat luas perkebunan mencapai 400 ribu hektar hektare.

"Peran tenaga kerja di sektor hulu juga sangat krusial dalam keberlangsungan industri sawit. Karena apabila ada hambatan di hulu, maka seluruh proses di hilir akan terkendala," ujarnya.

Sayangnya, tingkat penyerapan tenaga di sektor hulu masih sangat bergantung pada harga sawit dan dipengaruhi kebijakan yang diberlakukan pemerintah di sektor sawit.

"Pernah ketika harga TBS Rp 1.000/kg, penyerapan tenaga kerja rendah. Lalu saat harga TBS mencapai Rp 3.500/kg, penyerapan pekerja tercatat tinggi. Fluktuasi harga TBS menyebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor hulu turun naik, tidak continue atau berkelanjutan," bebernya.

Penyerapan pekerja baru di sektor hulu juga tidak terlalu tinggi selama tidak ada pengembangan kebun. "Makanya kita berharap ke depan penyerapan tenaga kerja itu terjadi di sektor hilir. Sebab di hulu ada moratorium, praktis tidak ada perluasan kebun," paparnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :