https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Seharusnya HET Sawit Rp2.500/Kg

Seharusnya HET Sawit Rp2.500/Kg

Ilustrasi/Elaeis


Jakarta, elaeis.co - Ketua Umum Aspek-PIR Indonesia, Setiyono turut menyoroti penentuan harga eceran tertinggi (HET) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan beberapa waktu lalu. Menurutnya, besaran HET itu belum sesuai dengan kondisi dunia perkebunan kelapa sawit saat ini.

"Jika disesuaikan, maka HET itu seharusnya Rp2500-Rp3000/kg, bukan Rp1600/kg," kata dia menjawab elaeis.co, Sabtu (2/7).

Sebab, lanjutnya, harga beberapa komponen pendukung kelapa sawit juga mengalami kenaikan. Salah satunya yakni pupuk yang kini juga melambung tinggi. Bahkan kenaikan harga pupuk sudah di atas 300%.

Selain itu, pematokan HET itu sendiri dinilai Setiyono justru melanggar aturan. "Penentuan harga TBS itu disesuaikan dengan harga kernel dan CPO. Harga ini juga telah diatur dalam Permentan Nomor 01 Tahun 2018. Seharusnya Mendag itu konsultasi dong dengan Mentan. Bukan malah menentukan harga tanpa koordinasi," paparnya.

"Sah sah saja HET itu sebesar Rp1600, tapi harga pupuk dikembalikan seperti semula," imbuhnya.

Hal yang sama juga disampikan oleh Sekertaris Jenderal DPP APKASINDO Perjuangan Sulaiman H Andi Loeloe yang mempertanyakan dasar perhitungan hingga terlahirlah angka Rp1.600/kg tersebut. Sebab menurutnya indek K TBS perkebunan sudah ditetapkan dalam Permentan Nomor 01 Tahun 2018.

"Ada aturannya jadi tidak sekedar mematok HET Rp.1.600/kg," ujarnya.

Namun semestinya,kata Andi, HET itu dikisaran Rp2.000/kg ke atas. Sebab harga pupuk dan biaya lainnya juga mengalami kenaikan.

"Seharusnya Kemendag itu fokus dalam upaya meningkatkan aktifitas ekspor CPO. Salah satunya dengan mempermudah ekspor CPO. Sebab saat ini sudah banyak PKS yang berhenti membeli TBS petani lantaran mengaku tangki penyimpanan dan penimbunan CPO mereka penuh," tandasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :