https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Segini Potensi Keuntungan Petani Kelapa Sawit Jika Mengolah TBS Menjadi Produk Turunannya

Segini Potensi Keuntungan Petani Kelapa Sawit Jika Mengolah TBS Menjadi Produk Turunannya

Petani mengolah TBS kelapa sawit menjadi CPO. Foto: IST


Bengkulu, Elaeis.co - Industri kelapa sawit terus menjadi perhatian, terutama terkait potensi keuntungan bagi para petani sawit jika mampu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi produk turunannya seperti CPO dan lainnya. Sebab dibandingkan menjual TBS kelapa sawit dalam bentuk bahan baku lebih jauh menguntungkan menjualnya dalam bentuk produk barang setengah jadi.

Menurut Pengamat Ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal, setiap 1 ton TBS kelapa sawit mampu menghasilkan antara 180 hingga 210 kilogram Crude Palm Oil (CPO). Dengan harga CPO saat ini mencapai Rp 13 ribu per kilogram, petani bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp 2,73 juta dari hasil produksi CPO. Namun demikian, jika petani memilih untuk menjual TBS kelapa sawit mentah, pendapatan yang bisa didapat mencapai Rp 2,5 juta per ton.
"Kalau jual TBS kelapa sawit petani paling untung Rp 2,5 juta per ton, kalau menjualnya dalam bentuk CPO mereka bisa mengantongi Rp 2,7 juta," kata Ansori, Sabtu 16 Maret 2024.

Baca Juga: Ekspor Cangkang Sawit Bengkulu Capai 78.408,62 Ton

Di samping CPO, ada juga potensi pendapatan dari hasil olahan lainnya. Kernel sawit, misalnya, memiliki nilai jual yang cukup tinggi, mencapai Rp 6 ribu per kilogram. Hal ini menambahkan pendapatan bagi petani.
"Tidak hanya CPO, petani juga bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari penjualan kernel sawit yang harganya sekitar Rp 6 ribu per kilogram," ujar Ansori.

Potensi pendapatan petani tidak berhenti di situ. Limbah cangkang kelapa sawit juga memiliki nilai ekonomis. Dengan rasio 6-7% dari setiap ton TBS, petani bisa mendapatkan tambahan pendapatan sekitar Rp 42 ribu hingga Rp 49 ribu dari hasil penjualan cangkang sawit.
"Petani bisa meraih pendapatan dari penjualan cangkang sawit juga," tuturnya.

Baca Juga: Parah! Ternyata Ini Penyebab Produksi TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Tengah Menurun

Selain itu, bungkil atau ampas sawit juga menjadi sumber pendapatan bagi petani. Dengan harga mencapai Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribu per kilogram, penjualan bungkil sawit bisa memberikan tambahan pendapatan yang signifikan bagi petani.
"Petani juga bisa mendapatkan pendapatan dari penjualan bungkil sawit, lebih lagi kebutuhan bungkil cukup tinggi karena permintaan dari peternak ikan dan ayam," ujar Ansori.

Meskipun demikian, ada pro dan kontra terkait memproduksi CPO secara mandiri. Beberapa pihak mempertanyakan dampak lingkungan dari produksi kelapa sawit yang masif, sementara yang lain menyoroti masalah kesejahteraan petani dalam rantai pasok industri kelapa sawit.
"Tentu saja dampak lingkungan harus diperhatikan. Karena ini tidak hanya bicara kesejahteraan tetapi juga kelestarian lingkungan," ujar Ali Akbar, Aktivis Lingkungan di Bengkulu.

Menurut Ali, dalam mengelola potensi keuntungan ini, penting bagi para petani dan pemangku kepentingan terkait untuk memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara keuntungan ekonomis dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.
"Penting bagi kita semua untuk memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Sehingga bisa menciptakan keseimbangan antara keuntungan ekonomis dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :